Jurnal Akidah Akhlak Adab Bergaul Dengan: Remaja, Teman Sebaya, Orang Yang Lebih Tua, Orang Yang Lebih Muda, Dan Lawan Jenis
Adab
Bergaul Dengan: Remaja, Teman Sebaya, Orang
Yang
Lebih Tua, Orang Yang Lebih Muda, Dan Lawan
Jenis
Fadhila Annia Fitri
Institut Agama Islam Negeri Metro
Jalan Ki Hajar Dewantara 15a Kota Metro, Lampung, Indonesia
E-mail : fadhilaanisafitri@gmail.com
Pendahuluan
Manusia
adalah makhluk sosial dan berinteraksi anatara satu dengan yang lainnya. Namun,
dalam berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, manusia harus mampunyai
adab. Agar saat bisa membedakan saat mereka bergaul dengan yang lebih tua dan
muda, teman sebaya, dan lawan jenis bisa membedakan. Karena adab bergaul adalah
yang paling utama.
Dalam
hal ini banyak diantara para pemuda dan pemudi yang kurang memperhatikan adab
mereka, padahal adab adalah salah satu sifat yang harus dipunyai dan dilakukan
pada kehidupan sehari-hari.
Al-Attas
menegaskan bahwa penanaman adab merupakan bagian pokok yang melekat dari konsep
pendidikan Islam. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah mencetak manusia
yang baik dan beradab, karena manusia yang beradab bisa melahirkan putra putri
Indonesia ini sebagai manusia berakhlak atau beradap yang mulia,semua ini
dilakukan agar kelak mereka bisa menjadi manusia yang maju kehidupannya, baik
lahir maupun batin.[1]
ADAB BERGAUL DENGAN REMAJA
Pada
masa ini remaja-remaja mulai mengalami goncangan yang hebat. Bahkan pada masa
ini para remaja sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif ataupun
positif dari luar.[2]
Maka dari itu pada masa-masa ini banyak remaja yang malah salah menyalah
gunakan kehidupan bebasnya dengan menggunaka obat-obatan terlarang, seperti
narkotika, morfin, heroin dan masih banyak lagi. Dari situlah banyak para
remaja putra maupun putri yang kehilangan akal sehat mereka sehinnga mereka
tidak mempunya akhlak atau adab yang mulia.[3]
Dari
sini harusnya kita bisa mendapat pelajaran bahwa kita harus lebih berhati-hati
dan pintar memilih teman untuk bergaul. Karena jika kita salah bergaul dengan
teman atau remaja kurang baik akhlak atau adabnya maka kita akan ikut
terjerumus dengan mereka. Namun bisa jadi malah mereka yang ikut kedalam
kebiasaan baik yang kita lakukan didepan atau saat sedang bersama dengan
mereka, agar mereka lambat laun bisa mempunyai akhlak dan adab yang baik lagi
dan meninggalkan prilaku buruk yang selama ini dilakukannya.
Dari
kita belajar mencari teman bergaul yang baik itu sangatlah penting baik
kehidupan kita disunia ini, seperti yang dijelaskan dalam alquran surah
al-An’am ayat 160, yang artinya :
“Barang
siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya dan
barang siapa membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan
melainkan seimbang dengan kejahatannya sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan)”
Dari
ayat alquran diatas dapat kita pahami bahwa kita sebagai manusia harus saling mengingtkan
untuk tetap beriman kepada allah. Dengan cara bergaul dengan para remaja yang
sholeh, maksudnya kita harus bergaul dengan teman/remaja yang benar, karena
jika kita berteman dengan yang baik maka kita akan ikut berbuat baik pula
seperti apa yang dia lakukan.
Namun
dari pada itu, kita harus menghormati bertutur kata yang sopan, tidak bersikap
kasar dan lain-lain. Karena kita sebagai manusia harus saling menghormati satu
sama lain, tidak pandang itu tua atau muda.
Dalam
adab bergaul dengan remaja dapat kita ambil contoh sikapnya yaitu kita harus menjadi
remaja yang saling menghormati satu sama lain, tidak saling menghina karena
perbedaan status sosial, dan tidak brelaku kasar pada sesama saudara muslim.
Dalam
hal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa hikmah dari mempelajari adab bergaul
dengan remaja adalah : kita bisa lebih menghormati, tidak kasar dalam bertutur
kata, dan bisa menerapkan sifat serta sikap yang baik dan luhur dalan kehidupan
sehari-hari.
ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA
Pada
masa ini anak-anak mulai menunjukkan peralihan keadaan lingkungan di Keluarga
dan mulai bergaul dengan teman sebanya. Jika pada masa ini anak-anak memperoleh
pengaruh Intelektual yang baik maka mereka akan menghasilkan suatu keuuntungan
atau manfaat bagi diri mereka sendiri dan dan sukses dalam mengembangkan
kemampuan dasar mereka menjadi lebih baik lagi.[4]
Adab
bergaul dengan teman sebaya adalah sifat terpuji pada teman sebaya yang harus
kita tanamkan dari diri kita untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Teman sebaya adalah teman satu kelas, teman yang seumuran, dan bergaul, dan
lain-lain.
Selain
itu teman sebaya juga biasamya sebagai sahabat para pemuda dan pemudi pada
zaman modern ini. Karena menurut mereka berteman dengan teman yang sebaya atau
seumuran akan merasa lebih klop dan cocok satu sama lain, baik dalam selera
jalan-jalan, bergaul, dan gaya berbicaranya. Namun, dalam hal pertemanan atau
bergaul dengan teman sebaya pun kita juga harus memilih teman.
Bahkan
dalam hadits riwayat Bukhori 5534 dan muslim 2628 juga menerangkan bahwa :
“ Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi yang mungkin memberimu minyak
wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak,
engkau tetap mendapatkan bau harumnya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi
(percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engakau tetap mendapat
bau asarnya yang tak sedap”
Dari
hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa kita harus lebih hati-hati dalam
memilih teman untuk kita sendiri. Karena pada dasarnya jika salah memilih teman
maka kita akan ikut terjerumus dengan dia. Namun jika kita bisa menanangi sikap
itu dengan baik maka tidak ada yang tidak mungkin jika dia malah ikut berbuat baik seperti apa
yang kita lakukan selama berteman dengan dia. Namun jika kita sudah betul
memilih teman yang baik dan benar maka kita akan menjadi pribadi yang lebih
baik lagi.
Maka
dari itu kita sebagai seorang muslim harus bisa memilih teman yang baik untuk
kita sendiri. Agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun
sebagai teman kita tidak boleh terlalu dekat dengan dan tidak boleh juga
terlalu jauh, seperti dalam Firman Allah SWT dalam alquran surah Az-Zukruf ayat
67, yang artinya :
“ pada
hari itu para sahabat-sahabat karib setengahnya akan menjadi musuh kepada
setengah yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan taqwa
(iman dan amal salih)”.[5]
Maka
dari itu kita tidak boleh terlalu dekat dan jauh, cukup dengan yang
sedang-sedang saja. Karena jika kita terlalu dekat dengan teman kita maka kita
akan menjadi bermusuhan apabila telah terkena masalah yang sepele. Keculai jika
kita berteman dengan mereka dengan keadaan yang bertaqwa dan dalam perahabatan
kit mengajak yang baik anatara yang satu dan lainnya maka persahabatan kita
akan sampai ke Akhirat, dan akan berkumpul kembali dengan sahabat kita yang
didunia.
Dalam
adab bergaul dengan teman sebaya ini dapat kita ambil contoh sikapnya yaitu
kita harus lebih menjaga hati dan perasaan teman kita, kita harus
menghormatinya, dan kita lebih menghargai dia sebagai teman sekaligus sahabat
kita. Begitu pun juga dengan hikmah yang dapat kita ambi dalam adab bergaul
dengan teman sebaya adalah kita tidak bleh terlalu dekat dengan kta tersenut,
kita harus bisa membedakan mana teman yang baik dan yang buruk untuk kita, agar
kita tidak salah jalan.
ADAB BERGAUL DENGAN ORANG YANG LEBIH TUA
Adab
bergaul dengan orang yang lebih tua adalah kebiasaan sifat terpuji yang kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan orang yang lebih tua umurnya dari
kita. Dalam konteks ini kita wajib menghormati orang yang lebih tua dari kita,
tujuan agar kita bisa menerapkan sikap santun kepada orang yang lebih tua atau
yang dituakan.[6]
Bahkan
Rosullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud, yang artinya :
“Sebagian
tanda memuliakan Allah adala menghormati orang islam yang telah putih rambutnya
(tua)”.[7]
Dari
hadits yang ada diatas dapat kita pahami bahwa apabila kita menghormati orang
yang lebih tua maka sama saja kita memuliakan Allah SWT. Maka dari itu kita
harus memuliakan orang yang lebih tua. Entah bagaimana pun sikap atau sifat
orang tua tersebut kepada kita namun kita wajib menghormati orang yang lebih
tua dari kita. Seperti cerita Rosullah SAW yang tidak disukai oleh seorang
wanita tua yang buta. Beliau tidak suka dengan Rosullah karena menurut beliau
Rosullah SAW itu adalah orang yang munafik dan mengaku-ngaku sebagai rosul.
Namun singkat cerita akhirnya wanita tua tu mengakui kalau Rosullah SAW adalah
Rosul yang diutus oleh Allah untuk menjadi rosul dan nabi terakhir karena
Rosullah selalu memberi makan dan menyuapi nenek yang buta tadi, hingga akhirya
beliau (nenek buta) masuk Islam.
Disini
kejujuran, kebenaran, keadilan, dan keberanian telah tertutup karena
penyelewengan-penyelewangn. Baik yang terlihat atau pun yang tidak terlewat.
Banyak jugabterjadi adu domba, hasud ftnah, menilat, menipu, berdustal, dan
mengambil hak orang lain sesuka. Dari sini dapat kita ketahui bahwa pergaulan
untuk orang sudah dewasa jauh lebih mengerikan ketimbang kita bergaul dengan
yang lebih muda dari pada kita. Maka dari itu kita sebagai seorang yang lebih
muda dari beliau-beliau harus lebih mengerti adab yang baik kepada orang yang
lebih tua.[8]
Dengan
demikian seharusnya jika memang berkumpul atau bergaul dengan orang-orang yang
lebih tua dari kita maka kita harus menjaga sikap, sifat, dan tingkah laku
kita.
Dari
adab bergaul dengan orang yang lebih tua ini dapat kita ambil contoh sikap yang
harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : dengan cara kita
bertutur kata dengan sopan, tidak berbicara dengan kasar, selalu menghoormati
yang lebih tua, dan lain-lain.
Dan
hikmahya yaitu kita bbisa mengetahui apa
saja yang tidak boleh kta lakukan kepada orang yang lebih tua dari pada kita,
bisa menerapkan apa yang sudah diterangkan diatas, tau bagaimana bersikap yang
baik kepada yang lebih tua, dan tidak membentak atau berkata kasar opada orang
yang lebih tua.
ADAB KEPADA ORANG YANG LEBIH MUDA
Dalam
kehidupan di rumah sebenarnya yang paling berpengaruh dalam adab atau akhlak
dalam kehidupan sehari-hari itulah yang menentukan tingkat kecerdasan kita
dikemudian hari. Karena keluarga adalah lingkungan sosial pertama yang kita
kenali pertama kali. Maka dari itu pendidikan orang tualah yang sangat
mempengaruhi kepribadian dan karater seorang anak. Demikian pula dengan orang
yang memperlakukan anaknya dengan baik maka anaknya juga akan ikut baik namun
jika orang tua kita memberikan prilaku yang kuang baik maka kita akan ikut
terpengaruh dengan prilaku orang tua.[9]
Maka
dalam kehidupan kita di Dunia sebagai makhluk yang sosial, kita tidak boleh
semena-mena dalam bersikap. Baik itu kepada teman, orang tua, saudara, tapi
juga pada anak kecil (adik/yang umurnya lebih muda dari pada kita). Karena
Rosulullah Saw bersabda :
“Bertakwalah
engkau kepada Allah dimana pun berada, dan perbuatan buruk itu hendaknya
diikuti dengan perbuatan baik yang bisa menghapus dosanya, dan pergaulilah
manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. Al-Tirmidhi)[10]
Dari Hadits diatas dapat kita ketahui bahwa
seseorang yang berbuat buruk atas prilakunya yang tidak baik harus dibarengi
dengan perbuatan baik maksudnya dalam keadaan apapun kita tidak boleh melukai
hati dari adik atau saudara kita yang lbh muda dari kita. Baik dia yang awalnya
salah atau pun kita tapi kita tetap harus yang meminta maaf duluan karena pad
dasarnya jika kita yang melukai hatinya diawal maka kitaharus meminta maaf dan
perbuatan buruk kita tadi harus kita ganti dengan perbuatan baik kita kepada
orang lain seperti memberi makanan kepada fakir miskin, bersedekah, dan
perbuatan baik lainnya.
Karena
setiap perbuatan baik yang penuh dengan keikhlasan maka akan ada pahala
disetiap perlakuan kita. Tetapi jika kita tidak ikhlas maka perlakuan kita akan
terbuang dengan sia-sia belaka.
Namun
banyak juga orang tua yang lebih memepercayakan pendidikan akhlaknya disekolah.
Karena menurut para orang tua ketika anak mereka berada di sekolah, guru mampu
menjadikan anak-anak mereka cerdas dan berakhlak mulia. Namun kenyataanya,
seorang guru hanya mampu menjadikan siswa yang cerdas tetapi tidak berkarakter.
Hal tersebut terjadi karena pihak sekolah lebih mengutamakan aspek kognitif
ketimbang penanaman nilai-nilai agama pada dir siswa.[11]
Dalam
hal ini adab kepada orang yang lebih muda sangatlah penting, karena jika kita
memperlakukan dia dengan baik maka dia juga akan baik dan sopan terhadap kita.
Namun, jika kita berprilaku kasar maka kita tidak akan dihormati atau tridak
akan disegani oleh dia.
Oleh
karena itu, contoh sikap yang harus kita ambil dalam situasi seperti ini dengan
cara kita harus berbuat baik kepada yang lebih muda, berkata yang jujur,
berkata tidak kasar, bersikap sopan dan santun, dan lebih menghargai mereka.
Dalam
adab bergaul dengan orang lebih muda maka dapat kita mabil hkmahnya yaitu kita
bisa mengerti haus bersikap dan berprilaku sepeti kepada mereka yang lebih muda
dari kita, tidak berlaku kasar kepada mereka agar mereka bisa menjadi pribadi
yang baik dari sejak dini, dan mereka tidak merasa jika mereka dianggap tidak
penting dan ,erasa tidak dihargai.
Dalam
perspektif ini dapat kita ambil hikmahnya, yaitu bahwa kita sebagai umat muslim
menanamkan akhlak yang baik, sifat terpuji, adab yang bagus dan mulia, serta
mengokokohkan iman kita agar mejadi pribadi yang lebih baik lagi dari
sebelumnya. Dari pada sikap itu selain kita menanmkan akhlak baik kepada orang
lain kita juga menanamkan sifat atau akhlak yang baik dalam diri kita sendiri
dan mengokohkan iman kita kepada Allah SWT atau kita juga berusaha agar kita
bisa menanamkan akhlak baik dalam diri orang yang lebih muda dari kita dengan
cara kita membiasakannya dari mereka masih kecil sehingga dia bisa belajar dari
sejak dini dan ketika dia sudah dewasa dia budah siap menghadapi kehidupan yang
baru didunia ini. Dengan demikian kita bisa memberi pelajaran kepada mereka
dengan cara membiasakan dia (anak kecil) untuk berkata jujur, dapat dipercaya,
istiqomah, mementingkan orag lain, menolong yang lemah, menghormati orang yang
lebih tua, memeliakan tamu, berbuat baik kepada tetangga-tetangga sekitar
rumah, dan mencintai sesama saudara muslim[12].
ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS
Adab
bergaul dengan lawan jenis yaitu dengan cara kita menjaga adab atau akhlak kita
kepada lawan jenis kita. Maka dari itu sebagai seorang wanita atau lelaki harus
bisa mengendalikan nafsu yang ada dalam diri kita sendiri. Apalagi ketika kita
masih menjadi sorang siswa, mahasiswa, dan santri kita harus mengurangi
pergaulan itu salah satu hal yang penting yang harus kita kerjakan apalagi
pergaulan kita dengan lawan jenis, apalagi jika kita bergaulan dengan lawan
jenis hanya untuk bermain-main dan kita menjadi lalai dalam belajar. Maka harus
menjauhi mereka karena sebetulnya hal semacam itu tidaklah sangat penting.[13]
Dari pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita
harusnya mengurangi atau membatasi pergaulan kita dengan laki-laki, karena jika
kita terlalu dekat lawan jenis kita itu akan menimbulkan maksiat dan
menimbulkan nafsu kita. Sebenarnya kita boleh bergaul dengan seorang laki-laki
namun hanya sebatas teman biasa saja dan tidak terlalu dekat. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam alquran surah al-Hujarat zyzt 13, yang artinya :
“ Sesingguhnya manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling Taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dari arti alquran diatas dapat diambil keputusan bahwa kita boleh
berteman dengan laki-laki, bahkan Allah SWT telah menciptakan kita untuk saling
melengkapi satu sama lain, namun kita belum sampai dimana Allah mempertemukan
kita dengan orang tepat. Maka dari itu kita harus menjadi manusia yang bisa
mejaga jarak kita dengan para laki-laki. Karena apabila kita bisa melaksanakan
itu tadi maka kita termasuk orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dan
Allah SWT itu adalah Maha Mengetahui maksudnya Allah mengetahui semua tingkah
laku kita didunia ini karena ada istilah yang mengatakan bahwa sesungguhnya
Allah SWT itu lebih dekat dengan kita dibandingkan dengan urat nadi kita. Dan
Allah maha mengenal kita dari kita masih berada di laudzhful mahfudz atau
bahakan saat Allat SWT menciptakan kita, wallahu ‘alam bissawab (hanya Allah
Yang tau).
Dan Allah SWT juga berfirman lagi dalam alquran surah an-Nur ayat
31, yang artinya :
“ Katakanlah kepada wanita yang berima; “hendaklah mereka menahan
pendangannya, dan kemaluaanya, dan jangalah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutur kain
kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara lelaki mereka, atau saudara-saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
Dari arti ayat alquran diatas adalah, kita sebagai seorang wanita
tidak boleh berdandan yang berlebihan agar kita tidak menarik perhatian dan
hasrat kepada orang yang bukan mahrom kita. Namun kita boleh terlihat
berdandang didepan mahrom-mahrom kita seperti suami, anak, dan lain-lain. Namun
jika kita sengaja berhias atau berdandan secara berlebihan agar bisa dipandang
oleh orang lain, maka kita harus cepat-cepat vertaubat kepada Allah SWT agar
kita bisa cepat mendapat ampunan dan ridha-Nya.
Namun demikian tidak hanya seorang perempuan yang mendapat teguran
agar tidak berdandan atau berhias telalu berlebihan. Namun, seorang laki-laki
juga mendapat teguran dari Allah SWT dalam alquran surah an-Nur ayat 30, yang
artinya :
“ Katakanlah Kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat”.
Dari arti ayat alquran diatas dapat kita fahami bahwa seorang
laki-laki harus menjaga padangan matanya dari seorang wanita, dan harus menjaga
nafsu mereka dari para wanita. Maka dari itu saat seorang laki-laki dan
perempuan sedan bercengkrama tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh lama-
sendiri dan dala keadaan yang sepi. Karena itu bisa menraik perhatian lawan
jenis kita.
Intinya, adab bergaul dengan lawan jenis itu kita tidak boleh
terlalu dekat dengan mereka, tidak boleh berpandangan mata karena bia
menimbulkan syahwat (munculnyahasrat seksual), tidak boleh bergaul terlalu
dekat, dan lain sebagainya. Karena itu seorang perempuan dan laki-laki tidak
boleh terlalu dekat.
Dari pemaparan diatas dapat kita ambil contoh sikapnya yang yaitu
kita boleh memandang lawan jenis dengan pandangan syahwat, tidak boleh berada
dalam tempat yang sepi dan hanya berdua, menghindari pergaulan yang tidak
bermanfaat terlebih lagi jika pergaulan itu dengan lawan jenis kita.[14]
Adab-ada sehari-hari yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari
kita yaitu adab amaliyah itu adalah dengan lebih tidak terlalu bergaul dengan
para lawan jenis yang bukan makhram kita.[15]
Dari pemaparan yang telah lalu maka dari adab bergaul dengan lawan jenis dapat
diambil hikmahnya yaitu kita bisa tau bagaiamana kita harus bersikap kepada
lawan jenis kita, yaitu : dengan tidak berpegangan tanga, tidak berduan di
tempat yang sep dan gelap, tidak memandang dengan syahwat, tidak berhias atau
berdandan yang berlebihan, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Adab
bergaul dengan para remaja yaitu kita sebagai remaja harus lebih berhati-hati
dalam bersikap. Tidak boleh aling fitnah memfitnah, tidak boleh berkata kasar
dan lain-lain. Dijelaskan dalam alquran surah al-An’am ayat 160, yang artinya :
“Barang
siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya dan
barang siapa membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan
melainkan seimbang dengan kejahatannya sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan)”
Dari
ayat alquran diatas dapat kita pahami bahwa kita sebagai manusia harus saling
mengingtkan untuk tetap beriman kepada allah. Dengan cara bergaul dengan para
remaja yang sholeh, maksudnya kita harus bergaul dengan teman/remaja yang
benar, karena jika kita berteman dengan yang baik maka kita akan ikut berbuat
baik pula seperti apa yang dia lakukan. Contoh sikapnya yaitu kita harus
menjadi remaja yang saling menghormati satu sama lain, tidak saling menghina
karena perbedaan status sosial, dan tidak brelaku kasar pada sesama saudara
muslim.
Dalam
hal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa hikmah dari mempelajari adab bergaul
dengan remaja adalah : kita bisa lebih menghormati, tidak kasar dalam bertutur
kata, dan bisa menerapkan sifat serta sikap yang baik dan luhur dalan kehidupan
sehari-hari.
Adab
bergaul dengan teman sebaya adalah sifat terpuji pada teman sebaya yang harus
kita tanamkan dari diri kita untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Teman sebaya adalah teman satu kelas, teman yang seumuran, dan bergaul, dan
lain-lain.
Bahkan
dalam hadits riwayat Bukhori 5534 dan muslim 2628 juga menerangkan bahwa :
“
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak
wangi dan dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi yang mungkin memberimu
minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun
tidak, engkau tetap mendapatkan bau harumnya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi
(percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engakau tetap mendapat
bau asarnya yang tak sedap”
Dari
hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa kita harus lebih hati-hati dalam
memilih teman untuk kita sendiri. Karena pada dasarnya jika salah memilih teman
maka kita akan ikut terjerumus dengan dia. Namun jika kita bisa menanangi sikap
itu dengan baik maka tidak ada yang tidak mungkin jika dia malah ikut berbuat baik seperti apa
yang kita lakukan selama berteman dengan dia. Namun jika kita sudah betul
memilih teman yang baik dan benar maka kita akan menjadi pribadi yang lebih
baik lagi.
Contoh
sikapnya yaitu kita harus lebih menjaga hati dan perasaan teman kita, kita
harus menghormatinya, dan kita lebih menghargai dia sebagai teman sekaligus
sahabat kita. Begitu pun juga dengan hikmah yang dapat kita ambi dalam adab
bergaul dengan teman sebaya adalah kita tidak bleh terlalu dekat dengan kta
tersenut, kita harus bisa membedakan mana teman yang baik dan yang buruk untuk
kita, agar kita tidak salah jalan.
Adab
bergaul dengan orang yang lebih tua adalah kebiasaan sifat terpuji yang kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan orang yang lebih tua umurnya dari
kita. Dalam konteks ini kita wajib menghormati orang yang lebih tua dari kita,
tujuan agar kita bisa menerapkan sikap santun kepada orang yang lebih tua atau
yang dituakan.
Bahkan
Rosullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud, yang artinya :
“Sebagian
tanda memuliakan Allah adala menghormati orang islam yang telah putih rambutnya
(tua)”.
Dari
hadits yang ada diatas dapat kita pahami bahwa apabila kita menghormati orang
yang lebih tua maka sama saja kita memuliakan Allah SWT. Maka dari itu kita
harus memuliakan orang yang lebih tua. Entah bagaimana pun sikap atau sifat
orang tua tersebut kepada kita namun kita wajib menghormati orang yang lebih
tua dari kita.
contoh
sikap yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : dengan cara
kita bertutur kata dengan sopan, tidak berbicara dengan kasar, selalu
menghoormati yang lebih tua, dan lain-lain.
Dan
hikmahya yaitu kita bbisa mengetahui apa
saja yang tidak boleh kta lakukan kepada orang yang lebih tua dari pada kita,
bisa menerapkan apa yang sudah diterangkan diatas, tau bagaimana bersikap yang
baik kepada yang lebih tua, dan tidak membentak atau berkata kasar opada orang
yang lebih tua.
Maka
dalam kehidupan kita di Dunia sebagai makhluk yang sosial, kita tidak boleh
semena-mena dalam bersikap. Baik itu kepada teman, orang tua, saudara, tapi
juga pada anak kecil (adik/yang umurnya lebih muda dari pada kita). Karena
Rosulullah Saw bersabda :
“Bertakwalah
engkau kepada Allah dimana pun berada, dan perbuatan buruk itu hendaknya
diikuti dengan perbuatan baik yang bisa menghapus dosanya, dan pergaulilah
manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. Al-Tirmidhi)
Dari Hadits diatas dapat kita ketahui bahwa
seseorang yang berbuat buruk atas prilakunya yang tidak baik harus dibarengi
dengan perbuatan baik maksudnya dalam keadaan apapun kita tidak boleh melukai
hati dari adik atau saudara kita yang lbh muda dari kita. Baik dia yang awalnya
salah atau pun kita tapi kita tetap harus yang meminta maaf duluan karena pad
dasarnya jika kita yang melukai hatinya diawal maka kitaharus meminta maaf dan
perbuatan buruk kita tadi harus kita ganti dengan perbuatan baik kita kepada
orang lain seperti memberi makanan kepada fakir miskin, bersedekah, dan
perbuatan baik lainnya.
Contoh
sikap yang harus kita ambil dalam situasi seperti ini dengan cara kita harus
berbuat baik kepada yang lebih muda, berkata yang jujur, berkata tidak kasar,
bersikap sopan dan santun, dan lebih menghargai mereka.
Dalam
adab bergaul dengan orang lebih muda maka dapat kita mabil hkmahnya yaitu kita
bisa mengerti haus bersikap dan berprilaku sepeti kepada mereka yang lebih muda
dari kita, tidak berlaku kasar kepada mereka agar mereka bisa menjadi pribadi
yang baik dari sejak dini, dan mereka tidak merasa jika mereka dianggap tidak
penting dan merasa tidak dihargai.
Adab
bergaul dengan lawan jenis yaitu dengan cara kita menjaga adab atau akhlak kita
kepada lawan jenis kita. Maka dari itu sebagai seorang wanita atau lelaki harus
bisa mengendalikan nafsu yang ada dalam diri kita sendiri.
Namun demikian tidak hanya seorang perempuan yang mendapat teguran
agar tidak berdandan atau berhias telalu berlebihan. Namun, seorang laki-laki
juga mendapat teguran dari Allah SWT dalam alquran surah an-Nur ayat 30, yang
artinya :
“ Katakanlah Kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat”.
Dari arti ayat alquran diatas dapat kita fahami bahwa seorang
laki-laki harus menjaga padangan matanya dari seorang wanita, dan harus menjaga
nafsu mereka dari para wanita. Maka dari itu saat seorang laki-laki dan
perempuan sedan bercengkrama tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh lama-
sendiri dan dala keadaan yang sepi. Karena itu bisa menraik perhatian lawan
jenis kita.
Contoh sikapnya yang yaitu kita boleh memandang lawan jenis dengan
pandangan syahwat, tidak boleh berada dalam tempat yang sepi dan hanya berdua,
menghindari pergaulan yang tidak bermanfaat terlebih lagi jika pergaulan itu
dengan lawan jenis kita.
Dari pemaparan yang telah lalu maka dari adab bergaul dengan lawan
jenis dapat diambil hikmahnya yaitu kita bisa tau bagaiamana kita harus
bersikap kepada lawan jenis kita, yaitu : dengan tidak berpegangan tanga, tidak
berduan di tempat yang sep dan gelap, tidak memandang dengan syahwat, tidak
berhias atau berdandan yang berlebihan, dan lain-lain.
REFERENSI
Ahmad Khalik, dan Ahmad Makhrudin.
“Konsep Belajar Murid Dalam Kitab Ta’lim
Al-Muta’alim.” Jurnal Sosial Humaniora 4, no. 1 (13).
Ali Sadikin, dan
Nurlinda. “Penyalahgunaan Narkoba Psikotropika
Di Kalangan Remaja.” Jurnal Ushuludin Adab Dan Dakwah 1, no. 1
(2018).
Ana Mar’atul
Hasanah, Suharso, dan Sinta Saraswati. “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap
Aservisitas Siswa.” Jurnal Of Guidance
And Counseling 4, no. 1 (2015).
Azmin yusof, dan
Muhamad Isnail Abdullah. “Adab Unggul Islam Dalam Persahabatan Antara Insan.” Attarbawi
1, no. 2 (2017).
Beni Firdaus.
“Kemacetan Dan Kesibukan Sebagai Alasan Qashar Dan Jama’ Shalat.” Alhurriyah
2, no. 2 (2017).
Fachrudin.
“Peranan Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian
Anak-anak.” Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim 9, no. 1 (2011).
Fivien Luthfia
Rahmi Wardani, dan Zahrotul Uyun. “Menghormati Orang Yang Lebih Tua Pada Remaja
Etnis Jawa.” Indigenous 2, no. 2 (2017).
Khoiril Azhar,
dan Izzah Sa’idah. “Study Analisi Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengembangkan
Potensi Nilai Moral peserta Didik Di MI Kabupaten Demak.” Jurnal Al-Ta’dib
10, no. 2 (2017).
Mochamad
Syaifudin. “Relasi Guru Murid Kajian Kitab Adab Al-Alim Wa Al-muta’alim K.H
Hasyim Asy’ari.” Qudwatuna 1, no. 1 (2018).
Muhamad Arif.
“Adab Pergaulan Dalam Perspektif Al-Ghazali.” Islamuna 6, no. 1 (2019).
Muhamad mushfi,
dan Susilowati. “Transinternalisasi Nilai-nilai Kepesantrenan Melalui Kontruksi
Budaya Relijius Di Sekolah.” Jurnal Pendidikan Agama Islam XVI, no. 1
(2019).
Muhammad Faiz
Amiruddin. “Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H Hasyim Asy’ari.” Jurnal
Dirasah 1, no. 1 (2018).
Mustopa. “Adab
Dan Kompetensi Dai Dalam Berdakwah.” Orasi 8, no. 1 (2017).
Siska Yuliet,
Niken Fatmala Safitri, dan Muh. Chotim. “Impelementasi Bimbingan Dan Konseling Dalam Memberikan Pemahaman
Pendidikan Seks Pranukah Pada Anak Usia Remaja Berbasis Sains Dan Agama.” Progam
Study Bimbingan Dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 1, no. 1 (2017).
Zaenuri,
Marzuki, dan Yulis Jami’ah. “Internalisasi Nilai-nilai Karakter melalui
pembelajaran Tematik Terpadu Disekolah Dasar Islam Terpadu Al Mumtas
Pontianak.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 8, no. 3
(2019).
[1] Ahmad
Khalik dan Ahmad Makhrudin, “Konsep Belajar Murid Dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’alim,” Jurnal Sosial
Humaniora 4, no. 1 (13): 26.
[2] Siska
Yuliet, Niken Fatmala Safitri, dan Muh. Chotim, “Impelementasi Bimbingan
Dan Konseling Dalam Memberikan Pemahaman
Pendidikan Seks Pranukah Pada Anak Usia Remaja Berbasis Sains Dan Agama,” Progam
Study Bimbingan Dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 1, no. 1 (2017):
146.
[3] Ali
Sadikin dan Nurlinda, “Penyalahgunaan Narkoba Psikotropika Di Kalangan Remaja,” Jurnal Ushuludin Adab
Dan Dakwah 1, no. 1 (2018): 66.
[4] Khoiril
Azhar dan Izzah Sa’idah, “Study Analisi Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam
Mengembangkan Potensi Nilai Moral peserta Didik Di MI Kabupaten Demak,” Jurnal
Al-Ta’dib 10, no. 2 (2017): 75.
[5] Azmin yusof dan Muhamad Isnail Abdullah, “Adab Unggul Islam Dalam
Persahabatan Antara Insan,” Attarbawi 1, no. 2 (2017): 103.
[6] Fivien Luthfia Rahmi Wardani dan Zahrotul Uyun, “Menghormati Orang
Yang Lebih Tua Pada Remaja Etnis Jawa,” Indigenous 2, no. 2 (2017): 181.
[8] Fachrudin, “Peranan Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak-anak,” Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim
9, no. 1 (2011): 2.
[9] Ana
Mar’atul Hasanah, Suharso, dan Sinta Saraswati, “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap
Aservisitas Siswa,” Jurnal Of Guidance
And Counseling 4, no. 1 (2015): 23.
[11] Muhamad
mushfi dan Susilowati, “Transinternalisasi Nilai-nilai Kepesantrenan Melalui
Kontruksi Budaya Relijius Di Sekolah,” Jurnal Pendidikan Agama Islam
XVI, no. 1 (2019): 2.
[12] Beni
Firdaus, “Kemacetan Dan Kesibukan Sebagai Alasan Qashar Dan Jama’ Shalat,” Alhurriyah
2, no. 2 (2017): 174.
[13] Muhammad
Faiz Amiruddin, “Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H Hasyim Asy’ari,” Jurnal
Dirasah 1, no. 1 (2018): 23.
[14] Mochamad
Syaifudin, “Relasi Guru Murid Kajian Kitab Adab Al-Alim Wa Al-muta’alim K.H
Hasyim Asy’ari,” Qudwatuna 1, no. 1 (2018): 97.
[15] Zaenuri,
Marzuki, dan Yulis Jami’ah, “Internalisasi Nilai-nilai Karakter melalui
pembelajaran Tematik Terpadu Disekolah Dasar Islam Terpadu Al Mumtas
Pontianak,” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 8, no. 3
(2019): 5.
Comments
Post a Comment