Jurnal Akidah Akhlak Adab Bergaul Dengan: Remaja, Teman Sebaya, Orang Yang Lebih Tua, Orang Yang Lebih Muda, Dan Lawan Jenis


Adab Bergaul Dengan: Remaja, Teman Sebaya, Orang
Yang Lebih Tua, Orang Yang Lebih Muda, Dan Lawan
Jenis
Fadhila Annia Fitri
Institut Agama Islam Negeri Metro
Jalan Ki Hajar Dewantara 15a Kota Metro, Lampung, Indonesia
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial dan berinteraksi anatara satu dengan yang lainnya. Namun, dalam berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, manusia harus mampunyai adab. Agar saat bisa membedakan saat mereka bergaul dengan yang lebih tua dan muda, teman sebaya, dan lawan jenis bisa membedakan. Karena adab bergaul adalah yang paling utama.
Dalam hal ini banyak diantara para pemuda dan pemudi yang kurang memperhatikan adab mereka, padahal adab adalah salah satu sifat yang harus dipunyai dan dilakukan pada kehidupan sehari-hari.
Al-Attas menegaskan bahwa penanaman adab merupakan bagian pokok yang melekat dari konsep pendidikan Islam. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang baik dan beradab, karena manusia yang beradab bisa melahirkan putra putri Indonesia ini sebagai manusia berakhlak atau beradap yang mulia,semua ini dilakukan agar kelak mereka bisa menjadi manusia yang maju kehidupannya, baik lahir maupun batin.[1]

ADAB BERGAUL DENGAN REMAJA
Pada masa ini remaja-remaja mulai mengalami goncangan yang hebat. Bahkan pada masa ini para remaja sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif ataupun positif dari luar.[2] Maka dari itu pada masa-masa ini banyak remaja yang malah salah menyalah gunakan kehidupan bebasnya dengan menggunaka obat-obatan terlarang, seperti narkotika, morfin, heroin dan masih banyak lagi. Dari situlah banyak para remaja putra maupun putri yang kehilangan akal sehat mereka sehinnga mereka tidak mempunya akhlak atau adab yang mulia.[3]
Dari sini harusnya kita bisa mendapat pelajaran bahwa kita harus lebih berhati-hati dan pintar memilih teman untuk bergaul. Karena jika kita salah bergaul dengan teman atau remaja kurang baik akhlak atau adabnya maka kita akan ikut terjerumus dengan mereka. Namun bisa jadi malah mereka yang ikut kedalam kebiasaan baik yang kita lakukan didepan atau saat sedang bersama dengan mereka, agar mereka lambat laun bisa mempunyai akhlak dan adab yang baik lagi dan meninggalkan prilaku buruk yang selama ini dilakukannya. 
Dari kita belajar mencari teman bergaul yang baik itu sangatlah penting baik kehidupan kita disunia ini, seperti yang dijelaskan dalam alquran surah al-An’am ayat 160, yang artinya :
“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya dan barang siapa membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”
Dari ayat alquran diatas dapat kita pahami bahwa kita sebagai manusia harus saling mengingtkan untuk tetap beriman kepada allah. Dengan cara bergaul dengan para remaja yang sholeh, maksudnya kita harus bergaul dengan teman/remaja yang benar, karena jika kita berteman dengan yang baik maka kita akan ikut berbuat baik pula seperti apa yang dia lakukan.
Namun dari pada itu, kita harus menghormati bertutur kata yang sopan, tidak bersikap kasar dan lain-lain. Karena kita sebagai manusia harus saling menghormati satu sama lain, tidak pandang itu tua atau muda.
Dalam adab bergaul dengan remaja dapat kita ambil contoh sikapnya yaitu kita harus menjadi remaja yang saling menghormati satu sama lain, tidak saling menghina karena perbedaan status sosial, dan tidak brelaku kasar pada sesama saudara muslim.
Dalam hal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa hikmah dari mempelajari adab bergaul dengan remaja adalah : kita bisa lebih menghormati, tidak kasar dalam bertutur kata, dan bisa menerapkan sifat serta sikap yang baik dan luhur dalan kehidupan sehari-hari.

ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA
Pada masa ini anak-anak mulai menunjukkan peralihan keadaan lingkungan di Keluarga dan mulai bergaul dengan teman sebanya. Jika pada masa ini anak-anak memperoleh pengaruh Intelektual yang baik maka mereka akan menghasilkan suatu keuuntungan atau manfaat bagi diri mereka sendiri dan dan sukses dalam mengembangkan kemampuan dasar mereka menjadi lebih baik lagi.[4]
Adab bergaul dengan teman sebaya adalah sifat terpuji pada teman sebaya yang harus kita tanamkan dari diri kita untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Teman sebaya adalah teman satu kelas, teman yang seumuran, dan bergaul, dan lain-lain.
Selain itu teman sebaya juga biasamya sebagai sahabat para pemuda dan pemudi pada zaman modern ini. Karena menurut mereka berteman dengan teman yang sebaya atau seumuran akan merasa lebih klop dan cocok satu sama lain, baik dalam selera jalan-jalan, bergaul, dan gaya berbicaranya. Namun, dalam hal pertemanan atau bergaul dengan teman sebaya pun kita juga harus memilih teman.
Bahkan dalam hadits riwayat Bukhori 5534 dan muslim 2628 juga menerangkan bahwa :
“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi yang mungkin memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harumnya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engakau tetap mendapat bau asarnya yang tak sedap”
Dari hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa kita harus lebih hati-hati dalam memilih teman untuk kita sendiri. Karena pada dasarnya jika salah memilih teman maka kita akan ikut terjerumus dengan dia. Namun jika kita bisa menanangi sikap itu dengan baik maka tidak ada yang tidak mungkin  jika dia malah ikut berbuat baik seperti apa yang kita lakukan selama berteman dengan dia. Namun jika kita sudah betul memilih teman yang baik dan benar maka kita akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Maka dari itu kita sebagai seorang muslim harus bisa memilih teman yang baik untuk kita sendiri. Agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun sebagai teman kita tidak boleh terlalu dekat dengan dan tidak boleh juga terlalu jauh, seperti dalam Firman Allah SWT dalam alquran surah Az-Zukruf ayat 67, yang artinya :
“ pada hari itu para sahabat-sahabat karib setengahnya akan menjadi musuh kepada setengah yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan taqwa (iman dan amal salih)”.[5]   
Maka dari itu kita tidak boleh terlalu dekat dan jauh, cukup dengan yang sedang-sedang saja. Karena jika kita terlalu dekat dengan teman kita maka kita akan menjadi bermusuhan apabila telah terkena masalah yang sepele. Keculai jika kita berteman dengan mereka dengan keadaan yang bertaqwa dan dalam perahabatan kit mengajak yang baik anatara yang satu dan lainnya maka persahabatan kita akan sampai ke Akhirat, dan akan berkumpul kembali dengan sahabat kita yang didunia.
Dalam adab bergaul dengan teman sebaya ini dapat kita ambil contoh sikapnya yaitu kita harus lebih menjaga hati dan perasaan teman kita, kita harus menghormatinya, dan kita lebih menghargai dia sebagai teman sekaligus sahabat kita. Begitu pun juga dengan hikmah yang dapat kita ambi dalam adab bergaul dengan teman sebaya adalah kita tidak bleh terlalu dekat dengan kta tersenut, kita harus bisa membedakan mana teman yang baik dan yang buruk untuk kita, agar kita tidak salah jalan.

ADAB BERGAUL DENGAN ORANG YANG LEBIH TUA
Adab bergaul dengan orang yang lebih tua adalah kebiasaan sifat terpuji yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan orang yang lebih tua umurnya dari kita. Dalam konteks ini kita wajib menghormati orang yang lebih tua dari kita, tujuan agar kita bisa menerapkan sikap santun kepada orang yang lebih tua atau yang dituakan.[6]
Bahkan Rosullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, yang artinya :
“Sebagian tanda memuliakan Allah adala menghormati orang islam yang telah putih rambutnya (tua)”.[7]
Dari hadits yang ada diatas dapat kita pahami bahwa apabila kita menghormati orang yang lebih tua maka sama saja kita memuliakan Allah SWT. Maka dari itu kita harus memuliakan orang yang lebih tua. Entah bagaimana pun sikap atau sifat orang tua tersebut kepada kita namun kita wajib menghormati orang yang lebih tua dari kita. Seperti cerita Rosullah SAW yang tidak disukai oleh seorang wanita tua yang buta. Beliau tidak suka dengan Rosullah karena menurut beliau Rosullah SAW itu adalah orang yang munafik dan mengaku-ngaku sebagai rosul. Namun singkat cerita akhirnya wanita tua tu mengakui kalau Rosullah SAW adalah Rosul yang diutus oleh Allah untuk menjadi rosul dan nabi terakhir karena Rosullah selalu memberi makan dan menyuapi nenek yang buta tadi, hingga akhirya beliau (nenek buta) masuk Islam.
Disini kejujuran, kebenaran, keadilan, dan keberanian telah tertutup karena penyelewengan-penyelewangn. Baik yang terlihat atau pun yang tidak terlewat. Banyak jugabterjadi adu domba, hasud ftnah, menilat, menipu, berdustal, dan mengambil hak orang lain sesuka. Dari sini dapat kita ketahui bahwa pergaulan untuk orang sudah dewasa jauh lebih mengerikan ketimbang kita bergaul dengan yang lebih muda dari pada kita. Maka dari itu kita sebagai seorang yang lebih muda dari beliau-beliau harus lebih mengerti adab yang baik kepada orang yang lebih tua.[8]
Dengan demikian seharusnya jika memang berkumpul atau bergaul dengan orang-orang yang lebih tua dari kita maka kita harus menjaga sikap, sifat, dan tingkah laku kita.
Dari adab bergaul dengan orang yang lebih tua ini dapat kita ambil contoh sikap yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : dengan cara kita bertutur kata dengan sopan, tidak berbicara dengan kasar, selalu menghoormati yang lebih tua, dan lain-lain.
Dan hikmahya yaitu  kita bbisa mengetahui apa saja yang tidak boleh kta lakukan kepada orang yang lebih tua dari pada kita, bisa menerapkan apa yang sudah diterangkan diatas, tau bagaimana bersikap yang baik kepada yang lebih tua, dan tidak membentak atau berkata kasar opada orang yang lebih tua.

ADAB KEPADA ORANG YANG LEBIH MUDA
Dalam kehidupan di rumah sebenarnya yang paling berpengaruh dalam adab atau akhlak dalam kehidupan sehari-hari itulah yang menentukan tingkat kecerdasan kita dikemudian hari. Karena keluarga adalah lingkungan sosial pertama yang kita kenali pertama kali. Maka dari itu pendidikan orang tualah yang sangat mempengaruhi kepribadian dan karater seorang anak. Demikian pula dengan orang yang memperlakukan anaknya dengan baik maka anaknya juga akan ikut baik namun jika orang tua kita memberikan prilaku yang kuang baik maka kita akan ikut terpengaruh dengan prilaku orang tua.[9]
Maka dalam kehidupan kita di Dunia sebagai makhluk yang sosial, kita tidak boleh semena-mena dalam bersikap. Baik itu kepada teman, orang tua, saudara, tapi juga pada anak kecil (adik/yang umurnya lebih muda dari pada kita). Karena Rosulullah Saw bersabda :
“Bertakwalah engkau kepada Allah dimana pun berada, dan perbuatan buruk itu hendaknya diikuti dengan perbuatan baik yang bisa menghapus dosanya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. Al-Tirmidhi)[10]
 Dari Hadits diatas dapat kita ketahui bahwa seseorang yang berbuat buruk atas prilakunya yang tidak baik harus dibarengi dengan perbuatan baik maksudnya dalam keadaan apapun kita tidak boleh melukai hati dari adik atau saudara kita yang lbh muda dari kita. Baik dia yang awalnya salah atau pun kita tapi kita tetap harus yang meminta maaf duluan karena pad dasarnya jika kita yang melukai hatinya diawal maka kitaharus meminta maaf dan perbuatan buruk kita tadi harus kita ganti dengan perbuatan baik kita kepada orang lain seperti memberi makanan kepada fakir miskin, bersedekah, dan perbuatan baik lainnya.
Karena setiap perbuatan baik yang penuh dengan keikhlasan maka akan ada pahala disetiap perlakuan kita. Tetapi jika kita tidak ikhlas maka perlakuan kita akan terbuang dengan sia-sia belaka.
Namun banyak juga orang tua yang lebih memepercayakan pendidikan akhlaknya disekolah. Karena menurut para orang tua ketika anak mereka berada di sekolah, guru mampu menjadikan anak-anak mereka cerdas dan berakhlak mulia. Namun kenyataanya, seorang guru hanya mampu menjadikan siswa yang cerdas tetapi tidak berkarakter. Hal tersebut terjadi karena pihak sekolah lebih mengutamakan aspek kognitif ketimbang penanaman nilai-nilai agama pada dir siswa.[11]
Dalam hal ini adab kepada orang yang lebih muda sangatlah penting, karena jika kita memperlakukan dia dengan baik maka dia juga akan baik dan sopan terhadap kita. Namun, jika kita berprilaku kasar maka kita tidak akan dihormati atau tridak akan disegani oleh dia.
Oleh karena itu, contoh sikap yang harus kita ambil dalam situasi seperti ini dengan cara kita harus berbuat baik kepada yang lebih muda, berkata yang jujur, berkata tidak kasar, bersikap sopan dan santun, dan lebih menghargai mereka.
Dalam adab bergaul dengan orang lebih muda maka dapat kita mabil hkmahnya yaitu kita bisa mengerti haus bersikap dan berprilaku sepeti kepada mereka yang lebih muda dari kita, tidak berlaku kasar kepada mereka agar mereka bisa menjadi pribadi yang baik dari sejak dini, dan mereka tidak merasa jika mereka dianggap tidak penting dan ,erasa tidak dihargai.
Dalam perspektif ini dapat kita ambil hikmahnya, yaitu bahwa kita sebagai umat muslim menanamkan akhlak yang baik, sifat terpuji, adab yang bagus dan mulia, serta mengokokohkan iman kita agar mejadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dari pada sikap itu selain kita menanmkan akhlak baik kepada orang lain kita juga menanamkan sifat atau akhlak yang baik dalam diri kita sendiri dan mengokohkan iman kita kepada Allah SWT atau kita juga berusaha agar kita bisa menanamkan akhlak baik dalam diri orang yang lebih muda dari kita dengan cara kita membiasakannya dari mereka masih kecil sehingga dia bisa belajar dari sejak dini dan ketika dia sudah dewasa dia budah siap menghadapi kehidupan yang baru didunia ini. Dengan demikian kita bisa memberi pelajaran kepada mereka dengan cara membiasakan dia (anak kecil) untuk berkata jujur, dapat dipercaya, istiqomah, mementingkan orag lain, menolong yang lemah, menghormati orang yang lebih tua, memeliakan tamu, berbuat baik kepada tetangga-tetangga sekitar rumah, dan mencintai sesama saudara muslim[12].

ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS
Adab bergaul dengan lawan jenis yaitu dengan cara kita menjaga adab atau akhlak kita kepada lawan jenis kita. Maka dari itu sebagai seorang wanita atau lelaki harus bisa mengendalikan nafsu yang ada dalam diri kita sendiri. Apalagi ketika kita masih menjadi sorang siswa, mahasiswa, dan santri kita harus mengurangi pergaulan itu salah satu hal yang penting yang harus kita kerjakan apalagi pergaulan kita dengan lawan jenis, apalagi jika kita bergaulan dengan lawan jenis hanya untuk bermain-main dan kita menjadi lalai dalam belajar. Maka harus menjauhi mereka karena sebetulnya hal semacam itu tidaklah sangat penting.[13]
Dari pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita harusnya mengurangi atau membatasi pergaulan kita dengan laki-laki, karena jika kita terlalu dekat lawan jenis kita itu akan menimbulkan maksiat dan menimbulkan nafsu kita. Sebenarnya kita boleh bergaul dengan seorang laki-laki namun hanya sebatas teman biasa saja dan tidak terlalu dekat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam alquran surah al-Hujarat zyzt 13, yang artinya :
“ Sesingguhnya manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling Taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dari arti alquran diatas dapat diambil keputusan bahwa kita boleh berteman dengan laki-laki, bahkan Allah SWT telah menciptakan kita untuk saling melengkapi satu sama lain, namun kita belum sampai dimana Allah mempertemukan kita dengan orang tepat. Maka dari itu kita harus menjadi manusia yang bisa mejaga jarak kita dengan para laki-laki. Karena apabila kita bisa melaksanakan itu tadi maka kita termasuk orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dan Allah SWT itu adalah Maha Mengetahui maksudnya Allah mengetahui semua tingkah laku kita didunia ini karena ada istilah yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah SWT itu lebih dekat dengan kita dibandingkan dengan urat nadi kita. Dan Allah maha mengenal kita dari kita masih berada di laudzhful mahfudz atau bahakan saat Allat SWT menciptakan kita, wallahu ‘alam bissawab (hanya Allah Yang tau).
Dan Allah SWT juga berfirman lagi dalam alquran surah an-Nur ayat 31, yang artinya :
“ Katakanlah kepada wanita yang berima; “hendaklah mereka menahan pendangannya, dan kemaluaanya, dan jangalah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutur kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
Dari arti ayat alquran diatas adalah, kita sebagai seorang wanita tidak boleh berdandan yang berlebihan agar kita tidak menarik perhatian dan hasrat kepada orang yang bukan mahrom kita. Namun kita boleh terlihat berdandang didepan mahrom-mahrom kita seperti suami, anak, dan lain-lain. Namun jika kita sengaja berhias atau berdandan secara berlebihan agar bisa dipandang oleh orang lain, maka kita harus cepat-cepat vertaubat kepada Allah SWT agar kita bisa cepat mendapat ampunan dan ridha-Nya.
Namun demikian tidak hanya seorang perempuan yang mendapat teguran agar tidak berdandan atau berhias telalu berlebihan. Namun, seorang laki-laki juga mendapat teguran dari Allah SWT dalam alquran surah an-Nur ayat 30, yang artinya :
“ Katakanlah Kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
Dari arti ayat alquran diatas dapat kita fahami bahwa seorang laki-laki harus menjaga padangan matanya dari seorang wanita, dan harus menjaga nafsu mereka dari para wanita. Maka dari itu saat seorang laki-laki dan perempuan sedan bercengkrama tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh lama- sendiri dan dala keadaan yang sepi. Karena itu bisa menraik perhatian lawan jenis kita.
Intinya, adab bergaul dengan lawan jenis itu kita tidak boleh terlalu dekat dengan mereka, tidak boleh berpandangan mata karena bia menimbulkan syahwat (munculnyahasrat seksual), tidak boleh bergaul terlalu dekat, dan lain sebagainya. Karena itu seorang perempuan dan laki-laki tidak boleh terlalu dekat.
Dari pemaparan diatas dapat kita ambil contoh sikapnya yang yaitu kita boleh memandang lawan jenis dengan pandangan syahwat, tidak boleh berada dalam tempat yang sepi dan hanya berdua, menghindari pergaulan yang tidak bermanfaat terlebih lagi jika pergaulan itu dengan lawan jenis kita.[14]  
Adab-ada sehari-hari yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita yaitu adab amaliyah itu adalah dengan lebih tidak terlalu bergaul dengan para lawan jenis yang bukan makhram kita.[15] Dari pemaparan yang telah lalu maka dari adab bergaul dengan lawan jenis dapat diambil hikmahnya yaitu kita bisa tau bagaiamana kita harus bersikap kepada lawan jenis kita, yaitu : dengan tidak berpegangan tanga, tidak berduan di tempat yang sep dan gelap, tidak memandang dengan syahwat, tidak berhias atau berdandan yang berlebihan, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Adab bergaul dengan para remaja yaitu kita sebagai remaja harus lebih berhati-hati dalam bersikap. Tidak boleh aling fitnah memfitnah, tidak boleh berkata kasar dan lain-lain. Dijelaskan dalam alquran surah al-An’am ayat 160, yang artinya :
“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya dan barang siapa membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”
Dari ayat alquran diatas dapat kita pahami bahwa kita sebagai manusia harus saling mengingtkan untuk tetap beriman kepada allah. Dengan cara bergaul dengan para remaja yang sholeh, maksudnya kita harus bergaul dengan teman/remaja yang benar, karena jika kita berteman dengan yang baik maka kita akan ikut berbuat baik pula seperti apa yang dia lakukan. Contoh sikapnya yaitu kita harus menjadi remaja yang saling menghormati satu sama lain, tidak saling menghina karena perbedaan status sosial, dan tidak brelaku kasar pada sesama saudara muslim.
Dalam hal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa hikmah dari mempelajari adab bergaul dengan remaja adalah : kita bisa lebih menghormati, tidak kasar dalam bertutur kata, dan bisa menerapkan sifat serta sikap yang baik dan luhur dalan kehidupan sehari-hari.
Adab bergaul dengan teman sebaya adalah sifat terpuji pada teman sebaya yang harus kita tanamkan dari diri kita untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Teman sebaya adalah teman satu kelas, teman yang seumuran, dan bergaul, dan lain-lain.
Bahkan dalam hadits riwayat Bukhori 5534 dan muslim 2628 juga menerangkan bahwa :
“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi yang mungkin memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harumnya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engakau tetap mendapat bau asarnya yang tak sedap”
Dari hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa kita harus lebih hati-hati dalam memilih teman untuk kita sendiri. Karena pada dasarnya jika salah memilih teman maka kita akan ikut terjerumus dengan dia. Namun jika kita bisa menanangi sikap itu dengan baik maka tidak ada yang tidak mungkin  jika dia malah ikut berbuat baik seperti apa yang kita lakukan selama berteman dengan dia. Namun jika kita sudah betul memilih teman yang baik dan benar maka kita akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Contoh sikapnya yaitu kita harus lebih menjaga hati dan perasaan teman kita, kita harus menghormatinya, dan kita lebih menghargai dia sebagai teman sekaligus sahabat kita. Begitu pun juga dengan hikmah yang dapat kita ambi dalam adab bergaul dengan teman sebaya adalah kita tidak bleh terlalu dekat dengan kta tersenut, kita harus bisa membedakan mana teman yang baik dan yang buruk untuk kita, agar kita tidak salah jalan.
Adab bergaul dengan orang yang lebih tua adalah kebiasaan sifat terpuji yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan orang yang lebih tua umurnya dari kita. Dalam konteks ini kita wajib menghormati orang yang lebih tua dari kita, tujuan agar kita bisa menerapkan sikap santun kepada orang yang lebih tua atau yang dituakan.
Bahkan Rosullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, yang artinya :
“Sebagian tanda memuliakan Allah adala menghormati orang islam yang telah putih rambutnya (tua)”.
Dari hadits yang ada diatas dapat kita pahami bahwa apabila kita menghormati orang yang lebih tua maka sama saja kita memuliakan Allah SWT. Maka dari itu kita harus memuliakan orang yang lebih tua. Entah bagaimana pun sikap atau sifat orang tua tersebut kepada kita namun kita wajib menghormati orang yang lebih tua dari kita.
contoh sikap yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : dengan cara kita bertutur kata dengan sopan, tidak berbicara dengan kasar, selalu menghoormati yang lebih tua, dan lain-lain.
Dan hikmahya yaitu  kita bbisa mengetahui apa saja yang tidak boleh kta lakukan kepada orang yang lebih tua dari pada kita, bisa menerapkan apa yang sudah diterangkan diatas, tau bagaimana bersikap yang baik kepada yang lebih tua, dan tidak membentak atau berkata kasar opada orang yang lebih tua.
Maka dalam kehidupan kita di Dunia sebagai makhluk yang sosial, kita tidak boleh semena-mena dalam bersikap. Baik itu kepada teman, orang tua, saudara, tapi juga pada anak kecil (adik/yang umurnya lebih muda dari pada kita). Karena Rosulullah Saw bersabda :
“Bertakwalah engkau kepada Allah dimana pun berada, dan perbuatan buruk itu hendaknya diikuti dengan perbuatan baik yang bisa menghapus dosanya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. Al-Tirmidhi)
 Dari Hadits diatas dapat kita ketahui bahwa seseorang yang berbuat buruk atas prilakunya yang tidak baik harus dibarengi dengan perbuatan baik maksudnya dalam keadaan apapun kita tidak boleh melukai hati dari adik atau saudara kita yang lbh muda dari kita. Baik dia yang awalnya salah atau pun kita tapi kita tetap harus yang meminta maaf duluan karena pad dasarnya jika kita yang melukai hatinya diawal maka kitaharus meminta maaf dan perbuatan buruk kita tadi harus kita ganti dengan perbuatan baik kita kepada orang lain seperti memberi makanan kepada fakir miskin, bersedekah, dan perbuatan baik lainnya.
Contoh sikap yang harus kita ambil dalam situasi seperti ini dengan cara kita harus berbuat baik kepada yang lebih muda, berkata yang jujur, berkata tidak kasar, bersikap sopan dan santun, dan lebih menghargai mereka.
Dalam adab bergaul dengan orang lebih muda maka dapat kita mabil hkmahnya yaitu kita bisa mengerti haus bersikap dan berprilaku sepeti kepada mereka yang lebih muda dari kita, tidak berlaku kasar kepada mereka agar mereka bisa menjadi pribadi yang baik dari sejak dini, dan mereka tidak merasa jika mereka dianggap tidak penting dan merasa tidak dihargai.
Adab bergaul dengan lawan jenis yaitu dengan cara kita menjaga adab atau akhlak kita kepada lawan jenis kita. Maka dari itu sebagai seorang wanita atau lelaki harus bisa mengendalikan nafsu yang ada dalam diri kita sendiri.
Namun demikian tidak hanya seorang perempuan yang mendapat teguran agar tidak berdandan atau berhias telalu berlebihan. Namun, seorang laki-laki juga mendapat teguran dari Allah SWT dalam alquran surah an-Nur ayat 30, yang artinya :
“ Katakanlah Kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
Dari arti ayat alquran diatas dapat kita fahami bahwa seorang laki-laki harus menjaga padangan matanya dari seorang wanita, dan harus menjaga nafsu mereka dari para wanita. Maka dari itu saat seorang laki-laki dan perempuan sedan bercengkrama tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh lama- sendiri dan dala keadaan yang sepi. Karena itu bisa menraik perhatian lawan jenis kita.
Contoh sikapnya yang yaitu kita boleh memandang lawan jenis dengan pandangan syahwat, tidak boleh berada dalam tempat yang sepi dan hanya berdua, menghindari pergaulan yang tidak bermanfaat terlebih lagi jika pergaulan itu dengan lawan jenis kita.
Dari pemaparan yang telah lalu maka dari adab bergaul dengan lawan jenis dapat diambil hikmahnya yaitu kita bisa tau bagaiamana kita harus bersikap kepada lawan jenis kita, yaitu : dengan tidak berpegangan tanga, tidak berduan di tempat yang sep dan gelap, tidak memandang dengan syahwat, tidak berhias atau berdandan yang berlebihan, dan lain-lain.


REFERENSI

Ahmad Khalik, dan Ahmad Makhrudin. “Konsep Belajar Murid Dalam Kitab  Ta’lim Al-Muta’alim.” Jurnal Sosial Humaniora 4, no. 1 (13).
Ali Sadikin, dan Nurlinda. “Penyalahgunaan Narkoba Psikotropika  Di Kalangan Remaja.” Jurnal Ushuludin Adab Dan Dakwah 1, no. 1 (2018).
Ana Mar’atul Hasanah, Suharso, dan Sinta Saraswati. “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Aservisitas Siswa.” Jurnal Of Guidance  And Counseling 4, no. 1 (2015).
Azmin yusof, dan Muhamad Isnail Abdullah. “Adab Unggul Islam Dalam Persahabatan Antara Insan.” Attarbawi 1, no. 2 (2017).
Beni Firdaus. “Kemacetan Dan Kesibukan Sebagai Alasan Qashar Dan Jama’ Shalat.” Alhurriyah 2, no. 2 (2017).
Fachrudin. “Peranan Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak-anak.” Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim 9, no. 1 (2011).
Fivien Luthfia Rahmi Wardani, dan Zahrotul Uyun. “Menghormati Orang Yang Lebih Tua Pada Remaja Etnis Jawa.” Indigenous 2, no. 2 (2017).
Khoiril Azhar, dan Izzah Sa’idah. “Study Analisi Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengembangkan Potensi Nilai Moral peserta Didik Di MI Kabupaten Demak.” Jurnal Al-Ta’dib 10, no. 2 (2017).
Mochamad Syaifudin. “Relasi Guru Murid Kajian Kitab Adab Al-Alim Wa Al-muta’alim K.H Hasyim Asy’ari.” Qudwatuna 1, no. 1 (2018).
Muhamad Arif. “Adab Pergaulan Dalam Perspektif Al-Ghazali.” Islamuna 6, no. 1 (2019).
Muhamad mushfi, dan Susilowati. “Transinternalisasi Nilai-nilai Kepesantrenan Melalui Kontruksi Budaya Relijius Di Sekolah.” Jurnal Pendidikan Agama Islam XVI, no. 1 (2019).
Muhammad Faiz Amiruddin. “Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H Hasyim Asy’ari.” Jurnal Dirasah 1, no. 1 (2018).
Mustopa. “Adab Dan Kompetensi Dai Dalam Berdakwah.” Orasi 8, no. 1 (2017).
Siska Yuliet, Niken Fatmala Safitri, dan Muh. Chotim. “Impelementasi Bimbingan Dan  Konseling Dalam Memberikan Pemahaman Pendidikan Seks Pranukah Pada Anak Usia Remaja Berbasis Sains Dan Agama.” Progam Study Bimbingan Dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 1, no. 1 (2017).
Zaenuri, Marzuki, dan Yulis Jami’ah. “Internalisasi Nilai-nilai Karakter melalui pembelajaran Tematik Terpadu Disekolah Dasar Islam Terpadu Al Mumtas Pontianak.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 8, no. 3 (2019).

                                                                                      


[1] Ahmad Khalik dan Ahmad Makhrudin, “Konsep Belajar Murid Dalam Kitab  Ta’lim Al-Muta’alim,” Jurnal Sosial Humaniora 4, no. 1 (13): 26.
[2] Siska Yuliet, Niken Fatmala Safitri, dan Muh. Chotim, “Impelementasi Bimbingan Dan  Konseling Dalam Memberikan Pemahaman Pendidikan Seks Pranukah Pada Anak Usia Remaja Berbasis Sains Dan Agama,” Progam Study Bimbingan Dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 1, no. 1 (2017): 146.
[3] Ali Sadikin dan Nurlinda, “Penyalahgunaan Narkoba Psikotropika  Di Kalangan Remaja,” Jurnal Ushuludin Adab Dan Dakwah 1, no. 1 (2018): 66.
[4] Khoiril Azhar dan Izzah Sa’idah, “Study Analisi Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengembangkan Potensi Nilai Moral peserta Didik Di MI Kabupaten Demak,” Jurnal Al-Ta’dib 10, no. 2 (2017): 75.
[5] Azmin yusof dan Muhamad Isnail Abdullah, “Adab Unggul Islam Dalam Persahabatan Antara Insan,” Attarbawi 1, no. 2 (2017): 103.
[6] Fivien Luthfia Rahmi Wardani dan Zahrotul Uyun, “Menghormati Orang Yang Lebih Tua Pada Remaja Etnis Jawa,” Indigenous 2, no. 2 (2017): 181.
[7] Mustopa, “Adab Dan Kompetensi Dai Dalam Berdakwah,” Orasi 8, no. 1 (2017): 102.
[8] Fachrudin, “Peranan Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak-anak,” Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim 9, no. 1 (2011): 2.
[9] Ana Mar’atul Hasanah, Suharso, dan Sinta Saraswati, “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Aservisitas Siswa,” Jurnal Of Guidance  And Counseling 4, no. 1 (2015): 23.
[10] Muhamad Arif, “Adab Pergaulan Dalam Perspektif Al-Ghazali,” Islamuna 6, no. 1 (2019): 65.
[11] Muhamad mushfi dan Susilowati, “Transinternalisasi Nilai-nilai Kepesantrenan Melalui Kontruksi Budaya Relijius Di Sekolah,” Jurnal Pendidikan Agama Islam XVI, no. 1 (2019): 2.
[12] Beni Firdaus, “Kemacetan Dan Kesibukan Sebagai Alasan Qashar Dan Jama’ Shalat,” Alhurriyah 2, no. 2 (2017): 174.
[13] Muhammad Faiz Amiruddin, “Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H Hasyim Asy’ari,” Jurnal Dirasah 1, no. 1 (2018): 23.
[14] Mochamad Syaifudin, “Relasi Guru Murid Kajian Kitab Adab Al-Alim Wa Al-muta’alim K.H Hasyim Asy’ari,” Qudwatuna 1, no. 1 (2018): 97.
[15] Zaenuri, Marzuki, dan Yulis Jami’ah, “Internalisasi Nilai-nilai Karakter melalui pembelajaran Tematik Terpadu Disekolah Dasar Islam Terpadu Al Mumtas Pontianak,” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 8, no. 3 (2019): 5.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH DASAR-DASAR QUR’ANI DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM

MAKALAH PENGETIAN MAHABBAH DAN TOKOH YANG MENGEMBNGKAN MAHABBAH

Jurnal Akidah Akhlak Tentang Akhlak Murid Terhadap Guru Menurut Kitab Ta'lim Muta'llim

JURNAL ADAB DALAM PERJALANAN/SAFAR DAN DALILNYA

Jurnal Kesibukan Seseorang Menjadi Alasan Menjamak Sholat Menurut Ulama

Jurnal Hukum Adab Bertetangga Dan Implementasinya

Jurnal Adab Dalam Berpakaian Dalil Dan Hikmah Berpakain Sopan