Jurnal Adab Terhadap Diri Sendiri Dan Tujuannya
Adab Terhadap Diri Sendiri
Aprilliana
Institut
Agama Islam Negeri Metro
Jl,
Ki Hajar Dewantara 15a Iringmulyo, Kota Metro, Lampung, Indonesia, 34112
A.
Pendahuluan
Salah satu problem
yang dialami saat ini adalah adab dikalangan anak-anak,remaja maupun orang yang
dewasa sekalipun banyak orang yang pandai tetapi belum tentu juga memiliki adab
didalam dirinya.amat sangat jarang sekali saat ini yamng menanamkan adab
didalam dirinya sendiri, jangankan menanamkan adab didalam diri sendiri
terkadang adab terhadap diri sendiri saja belum bisa secara keseluruhan bisa
memahaminya.
Maka dari itu kita
sebagai manusia sekalipun hamba allah yang diciptakan salah satunya untuk
memilki adab. Menanamkan adab didalam diri sendiri.memang agak sulit untuk
menanamkan adab didalam diri seorang.dan macam-macam adab itu banyak
diantaranya yakni,adab terhadap diri sendiri,adab terhadap kawan,adab terhadap
kedua orang tua dan masih banyak lagi macam-macam adab yang harus diketahui
sejak dini bahkan.
Dan salah satu tanggungan yang harus
benar-benar dituntun dalam diri kita adalah adab,karena adab diatas
segalanya.sekalipun adab itu lebih tinggi dibandingkan ilmu. Jadi kita sebagai
umat jangan enngan menanamkan adab didalam diri kita guna menjaga nama
kelurga.terkadang tak disangka juga orang yang adabnya lebih baik dari pada
berilmu itu derajatnya lebih tinggi.
Ada sedikit singgungan dari keterangan kitab
ta’lim muta’alim yang artinya: “utamanya ilmu itu mengetahui tingkah dan lebih
utamanya amal itu menjaga tingkah”.
B.
Pengertian Adab
Adab dalam pandangan islam bukanlah perkara
remeh.bahkan ia menjadi salah satu inti ajaran islam.demikian penting perkara
ini, hingga para ulama salaf sampai menyusun kitab khusus yang membahas tentang
adab.
Adab memiliki arti kesopanan,keramahan dan
kehalusan budi pekerti,menempatkan sesuatu pada tempatnya,jamuan dan
lain-lain.dan ia menyebutkan salah sau hadis yang artinya :” sesungguhnya kitab
suci al-quran ini adalah jamuan (ma’dabah) allah dibumi,maka lalu belajarlah
dengan sepenuhnya dari jamuannya “
Dari penjelasan hadis di atas kita bisa
mengamnil sebuah pelajaran bahwa umat islam perintahkan untuk belajar tentang
adab.[1]
Yang mana adab juga merupakan sebuah
keniscayaan dan telah lama berakar dalam ajaran islam.seperti halnya berwudhu
sebelum memegang al-quran,yang salah satu adab terhadap sumber ilmu yang
benar.keseluruhan ibadah terhadap allah ta’ala, sesungguhnya merupakan bentuk
adab manusia sebagai hamba terhadap sang penciptanya.dalam al-quran seorang
hamba harus selalu berbuat baik terhadap kedua orang tuanya.walaupun mengikuti
kejekan-kejelekan yang ada didalam dirinya bagaimana pun juga beliau adalah
orang tua kita yang membesarkan kita sehingga kita bisa memelihara adab sebaik
mungkin.
Adapun uraian yang lebih rinci tentang adab
dalam islam yang disampaikan oleh prof. naquib al-attas.menurutnya adalah
pengenalan secara pengakuan terhadap realitas bahwasannya ilmu dan segala
sesuatu yang terdiri dari hararki yang sesuai dengan kategori-kategori dan
tingkatan-tingkatannya dan bahwasannya seorang itu mempunyai tempatnya
masing-masing dalam kaitannya dengan realitas tersebut dan dengan kapasitas serta
potensi fisik,intelektual dan spiritual.[2]
Adapun peran peting adab dalam pendidikan
inilah yang mebuat al-attas lebih mengedepankan istilah ta’dib dibandingkan tarbiyah
ketika membicarakan pendidikan.a;-attas berkeyakinan bahwa pokok utama dari ta’dib adalah penanama dan pengokohan
adab dalam diri setiap orang.
Secara teimologi,ta’dib adalah bentuk masdar dari kata kerja addaba-yuaddibu-ta’diban- diterjemahkan menjadi pendidikana yang
sopan santun atau beradab.dari sisi etimologi ini,kita bisa memehami bahwa
ta’dib itu berkenan dengan budi pekerti,moral,dan etika. Dalam islam,budi
pekerti,moral dan pararel dengan akhlak.
Arti luas tentang ta’dib ini dijelaskan lagi
oleh al-attas yakni:
Pengenalan dan pengakuan,yang secara
berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat dan tepat
tentang segala sesuatu dalam tataan pencipta sedemikian rupa,sehingga
membimbing kearah pengenalan dan penakuan kekuasan dan keagungan tuhan.
Dan arti ini,ta’dib mencakup unsur-unsur
pengetahuan.(ilmu),pengajaran(ta’lim),pengasuhan(tabiyah). Oleh karena itu
menurutnya,tidak pelu mengacu pada konsep pendidikan islam sebagai intergrasi
dari tarbiyah,ta’lim,dan ta’dib. Hal ini diesbabkan karena ta’dib telah mewakili konsep pendidikn
islam.[3]
Diri sendiri,yang dimaksud diri sendiri adalah mengetahui yang ada
didalam dirinya,memahami sikap,tingkah laku dan segala macam yang terdapat
dalam diri sendiri.termasuk menanamkan adab,tingkah laku,akhlak,atau pun budi
pekerti didalan diri sendiri.terkadang kita sendiri kurang memahami apa yang
dimaksud menghargai diri sendiri,memahami diri sendiri dan sekalipun adab
terhadap diri sendiri.bagi saya pun sedikit sulit untuk memahami dan beradab
terhadap diri sendiri.yang mana jika melihat diri sendiri takunta menyombongkan
diri bukan memahami yang ada didalam diri.seperti halnya dalam
beribadah,bagaimana hubungan kita terhadap sang pencipta pasti merasa sudah
cukup padahal haqiqi nya kita masih amat jauh dari sang pencipta.artinya
interaksi kita saja masih jarang-jarang gitu suka menyombongkan bahwa adab kita
sudah baik,sudah lebih dari cukup.tak kala manusia itu memang merasa maha
benar.
Jadi yang dimaksud adab terhadap diri sendiri yan dikonsepkan oleh ibn
hajar yakni,diantaranya:
mensyukuri setiap nikmat yang
diberikan oleh sang pencipta,tidak mengkufurkan atas nikmatnya dan tidak
mensia-siakan atas setiap rejekinya.contohnya mensyukiri anikmat harta yang
tekah kita usahakan dan kesehatan senantiasa yang diberikan kepada kita.
Adab makan pun harus ditanamkan dalam diri sendiri.ketika hendak makan
pakailah tangan kanan,sebagai bentuk penghormatan atas rizki dari allah SWT.
Menhabiskan makan juga bentuk dari rasa bersyukur kita atas nikmatnya yang
selalu mengalir terhadap kita.dan dengan niat mendapatkan keberkahan lantaran kita
memilki adab ketika hendak makan itu tadi.
Adab minum,seharusnya kita tanamkam juga dab minum didalam diri kita
hendaknya ketika meminum itu lebih baiknya dalam kadaan duduk.tidak sambal
berdiri atau berlari-lari.mekai tangan kanan pula ketika hendak meminum.dan
tidak boleh berlebihan ketika meminum.secukup nya begitu pula dengan makan
amnil seperlunya.
Adab berpakaian,didalam berpakaian pun kita pelubtanamkan adab terhadap
diri sendir artinya ketika hendak memakai pakaian baiknya atau adabnya itu
memakai pakaian yang sewajarnya yang layak dipandang dan pantas di
lihat.sehingga enak di pandang secara kasap mata.kemudian tidak memakai pakaian
yang berlebihan atau dengan berpakaian yang terlihat sombong sehingga ada kesan
tidak menghargai keberadaan orang lain.[4]
Dari sekian keterangan tentang adab dan diri sendiri sehingga apa yang
kita pahami tentang adab terhadap diri sendiri,yakni disetiap gerak kita mulai
dari makan,minum,berpakaian,bertutur kata dan masih banyak lagi,yang mana
setiap perkara-perkara tersebut memilki adab-adab nya sendiri. Yang seharus
benar-benar kit ataman dalam diri sendiri,jikala kita sudah terbiasa dalam
menerapkan atau mengaplikasikan adab dalam keshidupan insaya allah akan selalu
mendapat keberkahan disetiap gerak gerik yang kita lakukan selama ini.yang di
dalam menanamkan adab terhadap diri sendiri diniati karan allah Ta’ala.baru
saja niat kita sudah mendapat pahala yang tidak kita ketahui.maka dari itu kita
seorang hamba hendaklah sedikit demi sedikit mengaplikasikan adab-adab yang
sudah kita pelajari,yang kita pahami bahwasannya disetiap gerak gerik kita ini
memilki adab nya masing.
C. Nilai Adab Dalam Pendidikan
Adab merupakan salah satu persyaratan paling penting bagi
para penuntut ilmu dan kepada siapa ilmu diberikan. Konsep adab seperti ini
sesuai dengan istilah dan tujuan pendidikan islam itu sendiri, yaitu ta;dib
tujuannya adalah membentuk manusia yang beradab (insan adaby), prof. Naquib
al-attas dalam bukunya, Islam and seculariasm, menggariskan tujuan pendidikan
dalam islam disebut :” the porpose of seeking knowlgde in islam is
to inculcate goodness or justice in man as man and individual self. The aim of education
in islam is therefore to produce a goodman… the fundamental element in the
Islamic contept of education is the inculcation of adab…”[5]
Maksudnya ,orang
beradab adalah orang yang menggunakan epistimologi ilmu dengan benar,menetapkan
keilmuan kepada objek secara adil dan mampu mengidentifikasikan dan memilah
pengetahuan-pengetahuan ( ma’rifah) yang salah.setelah itu ,metode untuk
mencapai pengetahuan itu harus juga benar sesuai kaidah islam.
D. Dalil-Dalil Yang Menerangkan Tentang Adab
Diantaranya :
Hadist No. 1467
Artinya:” dari abu
Hurairah R.a bahwa rasulallah SAW.
Bersabda:” hak seorang muslim terhadap sesame muslim itu ada enam diantaranya:
1.
Bila engkau berjumpa dengannya maka ucapkanlah salam.
2.
Jika ia memanggilmu maka penuhilah.
3.
Jika ia meminta nasehat mu maka nasehatilah.
4.
Bila ia bersin dan mengucap Alhamdulillah bacalah
yarhamukallah ( dengan arti = semoga allah memberikan rahmat kepadamu )
5.
Bila ia sakit maka jenguklah saudara mu.
6.
Jika ia meninggal duniaa maka antar lah jenazahnya sampai
keliang lahat. “ H.R. Muslim
Hadis ini
menerangkan tentang hak sesame muslsim yang mana setiap muslim mempunyai
adab-adab tersendiri.yang dimaksud hak disini adalah sesuatu yang tidak pantas
ditinggalkan dan hukumnya bisa wajib atau setidak-tidaknya adalah Sunnah muakaddah.
Hadist No. 1468
Artinya :” dari abu
hirairah r.a. bahawa rasulallah SAW. Bersabda:” lihatlah orang yang berada
dibawah mu, dan jangan melihta orang yang ada diatas mu, karena hal itu lebih
patut agar engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat allah yang telah
diberikan kepada mu.” Muttafiq Allaihi.
Hadist ini
menganjurkan agar setiap muslim senantiasa mensyukuri nikmat yang telah
diberikan kedapa allah SWT. Rurunkan kepadanya. Menurut ash;shan’ani, yang
dimasud orang yang dibawahmu yakni dalam konteks hadist ini adalah dalam
urusan-urusan keduniaan. Seperti melihat orang yang menderita sakit,lalu ia
bandingkan dengan dirinya yang masih diberi kesehatan,atau manakala melihat
orang yang cacat fisiknya seperti buta,tuli,bisu maka ia melihat dirinya diberi
kesempuran.begitu pula denga urusan harta benda yang dimiliki harus melihat
orang yang lebih membutuhkannya.[6]
Hadist No. 1469
Artinya :” Nawas
ibnu sam’an r.a. berkata:” aku bertanya kepada rasulallah SAW. Tentang kebaikan
dan kesejahteraan . beliau bersabda:” kebaikan ialah akhlak yang baik dan
kesejahteraan ialah sesuatu yang tercetus didadamu dan engkau tidak suka bila
orang lain mengetahuinya.” Riwayat Muskim
Kebaikan yang
dimaksud dalam hadist ini adalah sebagai menghubungkan tali silahturahmi ,bersikap
jujur,lembut,bersikap baik dfan bergaul dengan cara yang baik.
Sedangkan yang
dimausd dengan kesejahteraan menurut hadist disini adalah :” semua yang
mengganjal hatimu dan engkau tidak suka orang lain mengetahuinya.” Suatu hal
yang terlintas dalam hati tetapi hatinya tidak tenang manakala melakukan hal
tersebut dikarenakan takut diketahui orang lain atau takut siksa allah SWT.
Hadist ini juga
membuktikan bahwa allah SWT. Telah
menanamkan fitrah pada diri seorang sehingga dapat membedakan perkara yang baik
dengan perkara yang buruk dilakukannya.
Hadist No. 1470
Artinya:” dari ibn
mas’ud r.a. bahwa rasulallah SAW. Bersabda:” apabila engkau bertiga maka
janganlah dua orang berisik tanpa menghiraukan yang lain, hingga engkau begaul
dengan manusia, karena yang demikian itu membuatnya susah .” muttafiq alaihi
dan lafadnya menurut Muslim.
Hadist ini
menunjukan bahwa apaabila ada tiga orang,maka yang kedua orang itu dilarang
dilarang-larang untuk berbisik-bisik atau mengadakan pembicaraan hanya dua
orang dengan mengabaikan orang yang ketiga. Namun apabila mereka lebih dari
tiga orang ,maka yang dua orang yang dua diperbolehkan untuk berbisik-bisik
sebab orang yang tiga tidak aka merasa bersedih atau tersinggung.bahwa yang
bukan menjadi objek obrolan bukanlah dia.
Hadist No. 1471
Artinya:” dari
Imran r.a. rasulallah SAW. Bersabda:” janganlah seorang telah mengusir orang
lain dari tempat duduknya, kemudian ia duduk ditempat tersebut, akan tetapi
hendaklah ia mengatakan.” Berilah kelonggaraan
dan keluasan. Muttafaq Alaihi.
Didalam hadit ini
menerangkan etika duduk atau mengambil tempat duduk disuatu majelis . orang
yang terlebihi dahulu menempati suatu tempat dimasjid atau tempat lainnya untuk
melaksanakan suatu ibadah atau ketaatan kepada Allah SWT. Maka ia lebih berhak
untuk menempati tempat tersebut. Bagi orang yang datang belakangan, maka haram
baginya menyuruh orang lain pindah tempat atau bangkit dari tempat yang ia
duduki.
Hadist ini juga
mengajarkan orang lain untuk senantiasa saling memberikan kelonggaran dan
keluasan dalam duduk bersama disutu majelis. Orang yang tidak kebagian tempat
duduk dikarenakan datang terlambat akan tetap bisa mengikuti suatu majelis
tersebut.
Hukum yang
tercantum dalam hadist diatas juga berlaku bagi tempat-tempat umum lainya
semisalnya tempat berdagang dan tempat keramaian lainnya.[7]
Hadist No. 1472
Artinya:” dari ibnu
abbas bawasannya rasulallah SAW. Bersabda :” apabila salah seorang diantara
kamu makan makanan ,maka janganlah ia membasuh tangannya sebelum ia menjilatin
tangannya atau menjilatkan orang lain “. Muttafaq Alaihi
Hadist ini
menjelaskan tentang wajibnya menjaga kebetrkahan dari makanan yang kita
makan.bahkan saking berkahnya sampai kita disunnahkan mejilat tangan kita
sesudah makan itu tadi.karena bisa jadi keberkahan ini didapatkan diakhiran
pekerjaan.
Berkah adalah perumbuhan , dan kebaikan
maksudnya makanan yang dikomsumsi tidak menimbulkan gangguan pada dirinya dan
dapat memperkuat dirinya untuk melaksanakan ketaat kepada allah SWT. Boleh jadi
keberkahan itu didapatkan pada makanan yang masih menempel dijari-jari tangan
kita atau pada tempat makan atau pada makanan yang terjatuh.
Hadist No. 1473
Artinya :” dari abu
Hurairah r.a. bahwa rasulallah SAW. Bersabda:” hendaklah salam itu diucapkan
yang mjuda kepada yang tua, berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada
yang banyak.” Muttafaq Alaihi menurut riwayat Muslim :” dan yang menaiki
kendaraan kepada yang berjalan.
Hadist ini
menunjukan disyariatkannya yang lebih muda untuk memulai salam kepada yang
lebih tua,supaya orang yang lebih muda itu lebih menghormati dan bersipa rendah
hati kepada yang lebih tua, walaupum bisa jadi orang yang lebih muda usianya
lebih a’lim dibandingkan dengan orang yang lebih tua.
Disariatkan juga
kepada kelompok yang lebih sedikit jumblahnya lebih dulu membrikan salam
terhadap orang yang lebih banyak, demikian pula apabila sekelompok orang lebih
dahulu mengucapkan salam terhadap satu orang maka dikhawatirkan tumbuh perasaan
yang sombong dihati orang tersebut.untuk menghindari timbulnya kemungkinan ini
maka yang lebih sedikit hendaknya lebih dahulu memberikan ucapan salam terhadap
yang banyak.
Syariat menetapkan
agar yang berkendaraan lebih dahulu memberikan salam kepada yang berjalan kaki untuk menghindari timbulnya
rasa sombong dihati orang yang berkendaraan terhadap orang yang berjalan.[8]
Hadist No. 1474
Artinya :”Dari ali
r.a. bahwa rasulallah SAW. Bersabda :” cukup bagi sekelompok orang berjalan
untuk mengucapkan salam salah seorang diantara mereka dan cukuplah bagi
sekelompok orang lainnya menjawab salam salah seorang di antara mereka.”
Riwayat Ahmad dan Baihaqi.
Hadist ini
menunjukan bahwa bahwasannya cukup satu orang sebagai wakil satu kelompok dalam
memberitan salam atau menjawab salam. Jadi tidak usah di dalam rombongan itu
semua orang yang mengucapkan salam atau menjawab salam melainkan cukup
perwakilan saja.
Hadist No. 1475
Artinya:” dari ali
r.a. bahwasannya rasulallah SAW.
Bersabda :” janganlah mendahului orang
yahudi dan nasrani dengan mengucapkan salam, bila bertemu mereka dujalan
usahakanlah mereka mendapatkan jalan yang sempit.” Riwayat Muslim
Maksudnya hadist
diatas bahwasannya rasulallah SAW. Bersabda :” desaklah mereka,beri mereka
jalan yang sempit jika mereka mengharap jalan yang lebar atau luas maka suruh
ia masuk islam terlebih dahulu.”
Hadist No. 1476
Artinya :” dari ali r.a. dari rasulalla SAW. Bersabda:”
apabila salah seorang kalian bersin hendaklah mengucapkan Alhamdulillah, dan
hendaknya saudaranya mengucapkan yarhamukallah, apabila ia mengucapkan
kedapanya yarhamukallah balakum,( artinya, mudah-mudahan allah memberikan
petunjuk dan memperbaiki hatimu).” Riwayat Bukhari.
Terdapat hikmah
didalam hadist diatas bahwa betapa besar anugrah nikmat allah SWT. Kepada
hambanya,karena dengan bersin dapat menghilangkan wabah-wabah penyakit,
kemudian setelah orang lain mengucapkan tasymit
dan mendoakan kebaikan untuk dirinya, maka yang bersin pun mendapat
keberkahan karna mengucapkan lafad tahmid.[9]
E.
Tujuan Pembentukan Adab
telah dikatakan
diatas bahwasannya adab sama dengan hal nya pendidikan akhlak. Yang mana harus
di bentuk dari usia dini.dan adanya tujuan dalam pembentukan nya adab yaknimelahirkan
atau mencetak manusia-manusia yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia akan
berwujud secara kukuh dalam diri seorang apabila setiap empat unsur utama
kebatinan yaitu:
1.
daya akal
2.
daya marah
3.
daya syahwat dan
4.
daya keadilan
Berjaya dibawah ke
tahap yang seimbang dan adil sehingga tiap satunya boleh dengan mudah menaati
kehendak syarak dan akal.
Secara umum ali
abdul halim Mahmud menjabarkan hal-hal yang termasuk akhlak terpuji yakni :
1.
mencintai semua orang, ini cermin dalam perkataan dan
perbuatan
2.
toleran dan memberikan kemudahan kepada sesama dalam
semua urusan dan transaksi. Seperti jual beli dan sebagainya.
3.
Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa
harus diminta terlebih dahulu.
4.
Menghindarkan diri dari sifat tamak,pelit pemurah dan
semua sifat yang tercela.
5.
Tidak memutuskan hubungan silahturahmi dengan sesama.
6.
Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan
orang lain.
7.
Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji.[10]
F.
Kesimpulan
Jadi marilah kita
semua mulai detik ini meprebaiki akhlak masing-masing yang mana adab itu lebih
tinggi dari pada ilmu. Menjaga adab terhadap diri sendiri itu juga
berkah,berkahnya di mana ketika selalu berhati-hati dalam suatu perkara maka
allah akan selalu memberikkan keberkahan di dalamnya.jadi taka da kata rugi
untuk menjaga diri dari hal-hal yang buruk,yang bisa membuat rusak adab yang
sudah kita tanamkan ,kita pelihara sedikit demi sedikit.
Didalam pembentukan
adab dapat juga menggunakan metode yaitu menjalankan ibadah dengan ikhlas,
karena ketekunan dan keikhlasan melakukan ibadaah yang mampu mencegah
bisikan-bisikan yang tidak baik.selain itu ibadah juga yang menegaskan kita
kepada kedekatan kita kepada sang pencipta.
DAFTAR
PUSTAKA
firdaus. “Membentuk Pribadi Berakhlakul Karimah
Secara Psikologi.” Membentuk Pribadi Berakhlakul Karimah 11, no. 1
(2017).
Indra Fajar Nurdin.
“Perbandingan Konsep Adab Menurut Ibn Hajar Al-saqalany.” Jurnal Pendidikan
Islam 4, no. 1 (2015).
Toha Machun.
“Pendidikan Adab Kunci Kesuksesan Pendidikan.” Jurnal Pemikiran Dan
Pendidikan Islam 6, no. 2 (2016).
[1] Toha Machun, “Pendidikan Adab Kunci
Kesuksesan Pendidikan,” Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam 6, no. 2
(2016): 224.
[3] Indra Fajar Nurdin, “Perbandingan Konsep
Adab Menurut Ibn Hajar Al-saqalany,” Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 1
(2015): 168.
[10]
firdaus, “Membentuk Pribadi Berakhlakul
Karimah Secara Psikologi,” Membentuk Pribadi Berakhlakul Karimah 11, no.
1 (2017): 68.
Fotonya boleh juga ituu🐶
ReplyDeleteHmmm
ReplyDeleteWKWKWKWKWK
ReplyDelete