MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM MEDIA PEMBELAJARAN

MAKALAH
MEDIA PENDIDIKAN DALAM MEDIA PEMBELAJARAN
Tugas ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah  Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : UMAR,M.Pd.I

Oleh Kelompok 5 :
1.      Andika                                      (1701010197)
2.      Fitria Umami                            (1701010031)
3.      Nora cholis utami                     (1701010063)

Kelas : D / Semester 3
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAM ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO
T.A 1441 H /2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ini tepat pada waktunya . Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Laporan ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia. Laporan ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah  ini mohon kritik, saran dan pesan dari dosen mata kuliah bahasa indonesia sebagai koreksi kami.

                                                                                                                        Metro, 14 September 2018
                                                                                                                        penulis

Daftar Isi
Kata pengantar.................................................................................................. 
Daftar isi.......................................................................................................... 
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.............................................................................. .........
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 
C.     Tujuan Masalah..................................................................................... 
BAB II PEMBAHASAN
A.    Media Pendidikan................................................................................. 
a)      Pengertian Media Pendidikan................................................... 
b)      Ciri-ciri Media Pendidikan....................................................... 
c)      Landasan Teoritis Penggunaan Media Pendidikan................... 
B.     Perkembangan Media Pendidikan........................................................ 
C.     Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi........................... 
D.    Kegunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran.............................. 
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................... 
B.     Saran ................................................................................................... 
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
       Media pembelajaran adalah suatu bagian yang intergal dari proses pembelajaran dikelas. Untuk mencapai hasil belajar yang meksimal,pembelajar harus mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan media pembelajaran baik alat bantu pengajaran maupun pendukung agar materi pelajaran semakin jelas dan dengan mudah dapat dikuasai pelajar. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu mengatasi berbagai hambatan dalam proses pembelajaran. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil yang optimal. Dengan dimanfataknnya media secara maksimal,pemahaman tidak akan terbatas pada apa yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka  tetapi akan mampu menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan media pendidikan?
2.      Bagaimana perkembangan media pendidikan dalam media pembelajaran?
3.      Apa yang di maksud dengan proses belajar mengajar sebagai proses komunikasi?
4.      Apa sajakah kegunaan media pendidikan dalam pembelajaran?

C.  Tujuan Masalah
1.      Agar kita mengetahui apa yang dimaksud dengan media pendidikan
2.      Kita dapat mengetahui perkembangan media pendidikan dalam pembelajaran
3.      Kita dapat memahami proses belajar mengajar sebagai proses komunikasi
4.      Agar kita dapat mengetahui apa saja kegunaan media pendidikan dalam pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Media Pendidikan
a.       Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti  ‘tengah’,’perantara’,atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.[1] Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cendrung dianggap sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memperoses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Acap kali kata media pendidikan di gunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang di kemukakan oleh Hamalik (1986) dimana ia melihat hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hsil maksimal apabila menggunakan alat bantu yang di sebut media komunikasi sementara itu, Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik di gunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain, buku, tape recorder , kaset vidio camera, vilem slide, foto, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang-dengar , bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual comunication), pendidikann alat peraga pandang ( visual education ) teknologi pendidikan (education technology).
Berdasarkan uraian di atas, berikut di kemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu.
1.      Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai Hardware ( perangkat keras)
2.      Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak)
3.      Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4.      Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5.      Media pendidikan dapat digunakan masal (seperti: Radio, Televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misal: filem,slide,vidio,OHP), atau perorangan misalnya (modul, komputer, radio tape, vidio recorder).
6.      Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan intraksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
7.      Sikap, perbuatan, organisasi, setrategi, dan manajemen yang berhubungan dengan suatu ilmu.[2] 
b.      Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukan nya.
a.         Ciri Fiksatif (Fixsatif Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melstarikan, dan merekonstruksi suatu objek. Suatu peristiwa atau objek dappat di urut dan di susun kembali dengan media seperti fotografi, vidio tape, audio tape, disket komputer, dan filem. Suatu objek yang telah di ambil gambarnya dengan kamera atau vidio kamera dengan mudah, dapat direproduksi dengan mudah kapan saja di perlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman atau kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransformasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah di rekam atau di simpan dengan format media yang ada dapat di gunakan setiap saat. Peristiwa yang hanya sekali terjadi dalam satu dekade atau satu abad dapat di abadikan dan di susun kembali untuk keperluan pembelajaran.
b.         Ciri Manifulatif (Manifulatif property)
Transformasi suatu kejadian atau objek di mungkinkan karena media memiliki ciri manifulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat di sajikan pada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-laps recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat di percepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat di percepat suatu kejadian dapaet pula di perlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman vidio. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manifulatif dari media. Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat di rekam dengan foto kamera atau foto. Pada rekaman gambar hidup  (vidio, motion filem) kejadian dapat di putar mundur. Media (rekaman vidio audio) dapat di edit sehingga guru hanya menampilakan bagian-bagian penting dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari ciri manifulatif memerlukan perhatian sunggu-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan  bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentusaja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka ke arah yang tidak di inginkan.

c.         Ciri Distributif (Distributive property)
Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di transformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut di sajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas  pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media misalnya rekaman vidio, audio, disket komputer dapat di sebar ke seluruh penjuru tempat yang di inginkan kapan saja.[3] 
c.       Landasan Teoritis Penggunaan Media Pendidikan
Pemerolehan penegetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah di alami sebelumnya. Menurut Bruner (1966:10-11) ada tiga tinggkatan utama modus belajar, yaitu pengalam langsung (enactive), pengalam pictorial (iconic), dan pengalam abstrak (symbolic).[4] Pengalam langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata ‘simpul’ di pahami dengan langsung membuat ‘simpul’. Pada tingkatan kedua yang di beri label iconic, kata simpul di pelajari dari gambar, lukisan, foto, atau filem. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk ‘simpul’ mereka dapat memahami dan mempelajarinya dari gambar, lukisan, foto, atau filem. Selanjutnya, pada tingkatan simbol, siswa membaca atau mendengar kata ‘simpul’ dan mencocokkannya dengan simpul pada image mental atau dengan pengalamannya membuat ‘simpul’. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berintraksi dalam memperoleh ‘pengalaman’ (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Tingkat pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin di sampaikan dan diingginkan siswa dapat menguasainya di sebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan kedalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara pengolahan pesan oleh guru dan murid.
B.     Perkembangan Media Pendidikan
            Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang di pakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkret,  motivasi belajar serta daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang di pakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasi. Dengan masuknya pengaruh teknology audio pada sekitar pertengahan abad-20, alat visual untuk mengkongkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).
Bermacam peralatan dapat di gunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaranuntuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya di gunakan alat visual semata. Dalam usaha meman faatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian di kenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu visual, sehingga sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu, alat vidio visual bukan hanya di pandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program pembelajaran. Sayang sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media saja. Faktor siswa yang menjadi komponen utama dalam proses belajar belum mendapat perhatian.
Baru pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (behaviorism theory) ajaran B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Perubahan tingkahlaku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi adat kebiasaan, setiap ada perubahan tingkah-laku positif ke arah tujuan yang di kehendaki, harus diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah-laku tersebut telah betul. Teori ini ialah teaching machine dan programmed instruction.  [5]

C.    Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampain pesan oleh komunikator kepada komunikan media yng menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk komunikasi antara subjek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, siswa dengan guru. Didalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan dan penggalihan pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator kepada komuniakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar:
1.      faktor internal
Segala faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan mahasiswa, motivasi, persepsi, perhatiah.
2.      faktor eksternal
Segala faktor yang bersumber dari luar diri mahasisa, contohnya yaitu kondisi belajar dan pemberian umpan balik.[6]
Jenis komunikasi yang terkait dengan guru dalam belajar dan pembelajaran. Jenis komunikasi tersebut meliputi:
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah bentuk yang dilakukan dengan menggunakan simbol atau kata-kata baik lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang hanya dilakukan oleh manusia.  oleh sebab itu Guru harus menguasai dengan baik cara melakukan komunikasi verbal agar tidak terjadi hambatan ketika berkomunikasi dengan siswa dalam belajar dan pembelajaran.
2. komunikasi non-verbal
Blake dan haroldsen mengemukakan bahwa komuniksi non-verbal adalah penyampaian dari pesan yang meliputi ketidakhadiran simbol-simbol atau perwujudan suara. Termasuk dalam komunikasi non-verbal adalah kontak mata,ekspresi wajah, gerak tubuh, kedekatan jarak,sentuhan dan cara berpakaian.
3.Komunikasi antar pribadi
Komuniakasi antar pribadi adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi langsung tatap muka antara pribadi dengan menggunakan bahasa verbal dan norverbal.

D.    Kegunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik, dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.[7]
       Menurut Kemp dan Dayton (1985;3-4) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
1)      Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2)      Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuatsiswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berfikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.[8]
3)      Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis ysng diterima dalam hal partisipasi sisa, umpan balik, dan penguatan.
4)      Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5)      Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6)      Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7)      Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8)      Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang emgenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.[9]

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pendidikan dan juga media pendidikan, keduanya saling berkaitan agar mempermudah dan memperlancar proses belajar mengajar. Media juga berfungsi menumbuhkan minat siswa untuk lebih semangat belajar, karena denga media kekurangan-kekurangan dalam proses belajar mengajar dapat diminimalisir. Namun, bagaimanapun keterampilan guru dalam penggunaan media perlu mendapatkan perhatian khusus agar tercipta kerjasama yang baik antara guru,siswa dan media.

B.     SARAN
                          Bagi seorang pendidik agar tetap mengawasi dan mengatur jalannya media dalam pembelajaran terhadap sisa agar siswa mampu mencapai tujuan yang akan dicapai tanpa adanya banyak radikal dan masalah yang lain.
Sedangkan bagi seorang pelajar hendaklah tetap bijak dalam menggunakan media untuk pembelajaran sehingga dapat memahami materi yang tersampaikan melalui media tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2010. Media pembelajaran. Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Ibrahim R dan Nana syaodih perencanaan pengajaran. Perencanan pengajaran.(Jakarta:Rineka Cipta, 2003)

(http:ilmupengetahuan446.blogspot.co.id  prinsip prinsip komunikasi pembelajaran.html)



[1] Arif S. Sadiman dkk, 2009, Media Pendidikan, (PT Raja Grafindo Persada:Jakarta), 6.
[2] Ibid,hal.7
[3] Ibid,hal.12-14
[4] Azhar Arsyad, 2010, Media Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,), hal.7.
[5] Ibid, h. 9
[6] Ibrahim R dan Nana Syaodih. Perencanaan pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 112
[7] Ibid,hal.15-16
[8] Ibid,hal.21
[9] Ibid,hal.22-23

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH DASAR-DASAR QUR’ANI DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM

MAKALAH PENGETIAN MAHABBAH DAN TOKOH YANG MENGEMBNGKAN MAHABBAH

Jurnal Akidah Akhlak Adab Bergaul Dengan: Remaja, Teman Sebaya, Orang Yang Lebih Tua, Orang Yang Lebih Muda, Dan Lawan Jenis

Jurnal Akidah Akhlak Tentang Akhlak Murid Terhadap Guru Menurut Kitab Ta'lim Muta'llim

JURNAL ADAB DALAM PERJALANAN/SAFAR DAN DALILNYA

Jurnal Kesibukan Seseorang Menjadi Alasan Menjamak Sholat Menurut Ulama

Jurnal Hukum Adab Bertetangga Dan Implementasinya

Jurnal Adab Dalam Berpakaian Dalil Dan Hikmah Berpakain Sopan